"Mungkin gini kali ya. Kalau aku agak khawatir kalau anak-anak mainin game ini. Pertama, khawatir mereka masuk ke area-area yang mereka nggak boleh masukin, seperti semak-semak tempat bersarangnya binatang buas," tutur psikolog anak dan keluarga yang juga ibu dua anak, Anna Surti Ariani MPsi.
"Atau masuk-masuk ke rumah orang lain baik dengan izin atau tanpa izin. Apalagi kalau orangnya nggak dikenal, dan bahkan ternyata itu orang jahat," sambung wanita yang akrab disapa Nina ini ketika berbincang dengan detikHealth, Kamis (14/7/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kata Para Orang Tua Ketika Anak-anak Ikut Demam Pokemon Go
Kemudian, dikhawatirkan jika anak-anak ini menjadi kecanduan gadget. Hanya dengan mereka kecanduan gadget, kata Nina, akan ada banyak hal yang terpengaruh. Misalnya anak jadi sulit fokus dan konsentrasi yang nantinya menimbulkan efek anak sulit menangkap pelajaran, sulit mengingat apa yang dipelajari, dan akhirnya sulit berprestasi.
"Kita juga khawatir kalau anak-anak mengukur kebahagiaan atau keberhasilan mereka hanya dari game ini aja. Kalau nggak berhasil nangkep Pokemon sebanyak temennya dia lalu merasa gagal dan frustrasi," kata Nina.
Padahal, untuk mencapai suatu keberhasilan pastinya anak mesti mengorbankan banyak hal. Kekhawatiran lainnya yakni anak jadi menghabiskan terlalu banyak waktu untuk main dan mengesampingkan hal lain yang lebih penting seperti belajar atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya secara nyata.
"Belum lagi kalau anak menghabiskan uangnya demi berhasil di Pokemon Go, misalnya ngorder ojek demi muter-muter cari Pokemon. Dikhawatirkan juga kalau anak jadi tahu hal-hal yang belum pantas untuk usianya gara-gara dia masuk tempat yang harusnya tidak dia masuki," kata Nina.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak Diizinkan Memiliki Gadget Sendiri?
(rdn/vit)











































