Saran Psikolog Jika Ortu Hendak Bolehkan Anak Main Pokemon Go

Saran Psikolog Jika Ortu Hendak Bolehkan Anak Main Pokemon Go

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 14 Jul 2016 16:00 WIB
Saran Psikolog Jika Ortu Hendak Bolehkan Anak Main Pokemon Go
Foto: dian/detikHealth
Jakarta - Hak masing-masing orang tua untuk membolehkan anak bermain game di gadgetnya, misalnya saja yang saat ini tengah menjadi tren adalah Pokemon Go. Namun jangan lupa bahwa penerapan aturan pun penting.

Seperti penuturan psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, untuk game Pokemon Go baiknya tidak dimainkan oleh anak-anak. Namun, jika memang orang tua membolehkan buah hatinya bermain game itu, selalu awasi mereka ketika bermain.

"Anak terus dipantau dan nggak boleh main tanpa sepengetahuan orang tua. Memang game ini bisa bikin anak gerak, tapi kan mesti dilihat saat bergerak ini mesti lihat keadaan di sekitar," kata Ratih saat berbincang dengan detikHealth, Kamis (14/7/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga didampingi saat main perlu sekali. Ibaratnya ada yang ngingetin anak misal harus hati-hati, terus itu di depannya ada apa jadi jangan jalan dulu," tambahnya.

Baca juga: Si Kecil Ikut Main Pokemon Go? Begini Kata Psikolog

Aturan lain yang bisa diterapkan orang tua adalah ketika di rumah, anak hanya boleh berburu sampai di teras saja kemudian saat di luar rumah hanya boleh berburu di lapangan terbuka saja misalnya. Atau, gunakan patokan umur di mana anak boleh main game tersebut jika usianya sudah 13 tahun.

Sebab, menurut teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, di usia 13 tahun anak sudah bisa mencapai level perkembangan kognitif formal operasional. Di usia tersebut, anak sudah bisa memikirkan sebab akibat dari suatu hal yang dilakukan.

Sementara, ketika menjadikan momen berburu Pokemon untuk menjalin kebersamaan antara orang tua dan anak, Ratih tidak terlalu menganjurkan. Sebab, secara tidak langsung itu membuka peluang anak untuk memainkan game tersebut. Lagipula, menurut Ratih masih ada cara lain untuk menjalin kebersamaan dengan anak melalui kegiatan yang lebih melibatkan komunikasi aktif di antara keduanya.

Baca juga: Manfaat Main Board Game bagi Anak: Latih Strategi Hingga Kontrol Emosi

(rdn/vit)

Berita Terkait