Karena tidak suka anaknya berlari-lari terus, orang tua terkadang meneriakkan kata-kata bernada negatif yang cenderung menakut-nakuti anak. Misalnya saja dengan berteriak: Awas jatuh!
Di saat yang lain, saat anak susah makan, orang tua menakut-nakutinya dengan kalimat: kalau kamu tidak mau makan, nanti didatangi hantu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering mendapat ancaman akan membuat anak semakin ketakutan seperti, 'awas jangan lari-lari, nanti jatuh,' adalah warning yang terlalu negatif yang membuat anak menjadi takut dan nempel kepada ibunya," ujar psikolog Ade Dian Komala, MPsi, dalam perbincangan dengan detikHealth beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: Ikut Aneka Les adalah Cara Terbaik Kembangkan Bakat Anak? Ini Kata Psikolog
Lebih baik, sambung Ade, orang tua memberikan saran kepada anak agar lari dengan lebih pelan. Sampaikan pula alasan kenapa saat itu anak harus lari dengan lebih pelan. Misalnya karena di area itu sedang banyak orang, sehingga bisa menabrak jika lari terlalu cepat. Atau mungkin karena lingkungannya becek dan licin, sehingga akan membuat siapapun yang berlari cepat-cepat lebih mudah tergelincir.
Suatu kali, anak mungkin melakukan kesalahan akibat tidak mendengarkan kata-kata orang tua. Contohnya anak menumpahkan air sehingga bajunya basah kuyup. Rasanya akan lebih puas jika berkata: makanya nurut kalau dibilang jangan lari-lari, nabrak ember kan, rasain deh kamu basah kuyup.
Sebelum marah sambil melontarkan serentetan omelan dan bahkan makian, cobalah menarik napas dulu. Apakah kesalahan yang dilakukan anak sangat fatal sehingga membuatnya harus diomeli panjang lebar, apalagi di depan teman-temannya. Hal itu akan membuatnya malu dan meruntuhkan rasa percaya dirinya. Bisa jadi dia akan selalu takut melakukan apapun lantaran trauma.
"Sebaiknya jangan terlalu banyak kata-kata negatif dan ancaman, karena akan menyebabkan tidak percaya diri dan ketakutan," imbuh Ade.
Sebaliknya, kalimat positif akan bisa membuat anak lebih percaya diri. Bahwa benar, mereka pernah melakukan kesalahan, namun kalimat positif yang disampaikan orang tua akan membuatnya memiliki semangat positif untuk memperbaiki tindakannya.
Baca juga: Anak Terlalu Malu untuk Bicara, Ini Termasuk Gangguan Kecemasan Lho
(vit/vit)











































