Sebuah penelitian di 9 negara menyebut manusia menghabiskan 29,75 persen hidupnya untuk duduk-duduk. Dengan mengambil rata-rata umur manusia sekitar 71 tahun, maka total didapatkan angka 7.709 hari untuk gaya hidup sedentari.
Risiko kematian lebih awal dialami oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan duduk lebih dari 8 jam dalam sehari. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk sesekali meluangkan waktu beranjak dari tempat duduk tiap 30-60 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar berjalan-jalan ke toilet di sela-sela mengerjakan tugas di kantor, dianggap cukup untuk menangkal efek terlalu banyak duduk. Dengan syarat, waktu untuk berjalan-jalan jika ditotal harus lebih dari 1 jam/hari. Itu pun, disarankan bukan jalan santai melainkan jalan sedikit bergegas atau brisk walk.
Sementara itu, organisasi kesehatan dunia atau WHO merekomendasikan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit tiap pekan atau kurang lebih 21 menit tiap hari. Anjuran ini ditujukan untuk kelompok usia 18-64 tahun.
Pedoman lain yang banyak dianut untuk meningkatkan aktivitas fisik adalah berjalan kaki 10.000 langkah/hari. Rata-rata, dibutuhkan jarak tempuh sejauh 8 km untuk memenuhi anjuran tersebut. Angka ini bisa bervariasi tergantung ritme dan panjang langkah.
Terdengar mudah untuk dilakukan, namun kenyataannya terlalu banyak fasilitas dalam keseharian yang memangkas jumlah langkah per hari. Menurut sebuah survei, rata-rata orang dewasa di Amerika Serikat hanya bisa mencapai 5.000 langkah/hari.
Meningkatkan aktivitas fisik sebenarnya bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana, seperti memilih naik tangga dibandingkan naik lift atau eskalator. Bisa juga dengan memarkir kendaraaan lebih jauh dari biasanya, atau mencari makan siang di luar kantor dengan berjalan kaki.
Baca juga: Cukup 1 Jam Jalan Kaki untuk Menangkal Efek Buruk Terlalu Banyak Duduk
(up/vit)











































