Tak Sembarangan, Dosis Terapi Sel Punca Harus Sesuai Kondisi Pasien

Tak Sembarangan, Dosis Terapi Sel Punca Harus Sesuai Kondisi Pasien

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Rabu, 03 Agu 2016 14:29 WIB
Tak Sembarangan, Dosis Terapi Sel Punca Harus Sesuai Kondisi Pasien
Ilustrasi peneliti stem cell (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Menggunakan stem cell untuk terapi kesehatan atau kecantikan sedang populer. Namun, dokter mengingatkan risiko yang bisa terjadi ketika menggunakan dosis stem cell dengan sembarangan saat melakukan terapi.

Seperti dikatakan Dr dr Fonny Josh, SpBP-RE(KBM), dosis stem cell yang digunakan tak bisa sembarangan. Jika dosis yang digunakan berlebihan, pastinya tak baik bagi tubuh. Selain itu, patut diingat bahwa dosis penggunaan stem cell yang diberi ke setiap orang berbeda-beda.

"Dosis untuk sekali terapi biasanya 20 juta hingga 100 juta stem cell. Namun untuk terapi khusus seperti alzheimer, terapi harus diulangi beberapa kali hingga responsnya membaik. Dan jika sudah beberapa tahun baru ditambah dosisnya," terang dr Fonny selaku Ketua Komite Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Begini Proses Stem Cell Bisa Tumbuhkan Kembali Tulang yang Rusak

Dalam temu media PIT PERAPI 2016 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat baru-baru ini, dr Fonny menambahkan penerapan terapi stem cell tergantung pada pasien. Misalnya, pada pasien yang ingin melakukan pengencangan wajah, maka stem cell diaplikasikan di wajah dalam bentuk suntikan lokal.

"Namun jika tidak ingin langsung disuntikan pada wajah juga bisa menggunakan inflamasi pada kulit lalu stem cell disuntikan dalam pembuluh darah dan secara mekanis stem cell akan menuju ke arah inflamasi yang terjadi pada kulit tersebut," sambung dr Fonny.

Jika terjadi suatu hal pada tubuh seperti trauma atau kerusakan, akan muncul tanda yang bisa 'ditangkap' stem cell. Sehingga, stem cell bisa meregenarsi sel-sel tubuh yang mengalami trauma atau kerusakan tersebut.

Baca juga: Banyak Klaim Sesat Soal Stem Cell, Masyarakat Diimbau Tak Mudah Percaya

(rdn/vit)

Berita Terkait