Tak Cuma Kegemukan, Kurus di Usia Senja Juga Diduga Bisa Picu Pikun

Tak Cuma Kegemukan, Kurus di Usia Senja Juga Diduga Bisa Picu Pikun

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 04 Agu 2016 11:37 WIB
Tak Cuma Kegemukan, Kurus di Usia Senja Juga Diduga Bisa Picu Pikun
Foto: thinkstock
Jakarta - Sudah banyak penelitian yang mengaitkan antara kegemukan dengan risiko Alzheimer. Namun studi terbaru juga menemukan risiko yang sama menghantui orang yang kurus. Jadi yang benar yang mana?

Tampaknya bukan kurus itu sendiri yang dimaksud peneliti, melainkan penurunan berat badan secara drastis. Sebab karena kondisi tersebut, peneliti dari Massachusetts General Hospital menemukan adanya penumpukan plak amyloid di otak, yang diduga dapat memicu Alzheimer.

Riset dilakukan terhadap 280 partisipan berusia 62-90 tahun yang kesemuanya sehat. Selain mengumpulkan data usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, peneliti juga mencatat BMI dan mengamati kadar beta amyloid di otak mereka masing-masing, menggunakan scan PET.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada mereka yang BMI-nya paling rendah ditemukan sebuah varian gen yang disebut APOE4, bahkan kadarnya paling tinggi di antara partisipan lainnya. Varian gen ini sendiri diketahui sebagai faktor risiko utama dari Alzheimer yang umumnya muncul di usia senja.

"Temuan kami mengubah pandangan bahwa individu dengan berat badan di bawah rata-rata di usia senja adalah sehat, karena mereka justru dihadapkan pada risiko penyakit yang lebih besar," simpul peneliti, Gad Marshall seperti dilaporkan NY Daily News.

Baca juga: Saking Pikunnya Orang Juga Bisa Lupa Makan

Di samping itu, seperti dilaporkan News Medical, BMI yang rendah merupakan indikator dari kerapuhan fisik pada lansia. Penurunan berat badan di usia lanjut juga mengakibatkan hilangnya kekuatan dan lambatnya pergerakan, dan hal-hal ini dianggap erat kaitannya dengan risiko Alzheimer.

"Dalam waktu dekat, kami juga akan mengikuti perkembangan partisipan, untuk melihat apakah prediksi ini bisa menjadi kenyataan, dengan munculnya gejala ataukah tidak," pungkas Marshall.

Baca juga: Tak Hanya yang Kurus Saja, Orang Gemuk Juga Bisa Dibilang Malnutrisi

Mungkin riset yang dilakukan Kansas University di tahun 2011 ada benarnya. "Sebenarnya belum jelas apakah turunnya berat badan adalah bagian dari Alzheimer, atau hanya efek samping dari penyakit tersebut. Namun ada hubungan antara keduanya," ungkap Dr Anne Corbett, ketua tim peneliti.

Akan tetapi ketika seseorang terkena Alzheimer, susunan saraf pusatnya mengalami perubahan sehingga mempengaruhi fungsi otaknya. Gejala yang paling utama adalah sering lupa, termasuk lupa makan.

Dugaan lain, Alzheimer membuat orang menjadi lebih banyak diam dan tidak beraktivitas. Sesuai sifat alamiahnya, otot jika tidak banyak digunakan akan menyusut sehingga secara keseluruhan akan mengurangi berat badan. (lll/vit)

Berita Terkait