Diungkapkan dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, bermain peran bisa melatih imajinasi anak yang akan amat berguna untuk menstimulasi daya kreativitasnya. Dengan bermain peran, sebenarnya orang tua juga sedang melatih anak meningkatkan kemampuan bicara, menambah kosakata, bekerja sama dengan orang lain, berinteraksi, dan melatih kesabaran.
"Misalnya saja saat bermain jual-jualan, kita tidak hanya melatih si kecil mengenai angka dari jumlah barang yang dibeli atau uang yang dibayar. Kita juga bisa mengajarinya bahwa setiap barang di toko ada harganya sehingga dia mengerti kalau ada barang yang dia inginkan, ada proses untuk mendapatkannya, bukan hanya didapat dengan asal tunjuk saja," kata dr Meta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bermain di Tanah Diyakini Bikin Anak Tidak Gampang Sakit
Saat bermain peran, orang tua bisa berpura-pura marah, sedih, kesal, atau senang. Dengan begitu, anak bisa mengerti bagaimana dan apa saja emosi yang bisa dialami seseorang. Sehingga, anak bisa lebih mudah mengekspresikan emosi yang dirasakan dan ia juga belajar bagaimana berempati dengan orang yang sedang mengeskpresikan emosinya.
Ibu satu anak ini menambahkan, sebenarnya apa pun yang ingin diajarkan ke anak bisa diselipkan oleh ayah atau ibu saat bermain peran. Karena bermain peran menciptakan suasana yang menyenangkan, anak bisa lebih mudah memahami pelajaran yang diselipkan orang tua.
"Misalnya mau mengajari soal ibu kota berbagai negara. Daripada sekadar menghafalkan, coba bermain peran sebagai agen travel yang menawarkan paket perjalanan ke pelanggannya," kata dr Meta.
Baca juga: Bermain Video Game Picu Perilaku Kekerasan pada Anak? Ini Kata Pakar (rdn/vit)











































