"Untuk mencegah heat stroke, kami ingatkan di sana temperaturnya diperhitungkan akan tinggi. Kami minta karena jemaah banyak yang berisko tinggi, berusia tua, minumnya diperhatikan. Tambahkan konsumsi cairannya,"kata Menkes Nila ditemui usai dialog interaktif bersama para bupati di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Kemudian, jemaah diingatkan untuk tidak memforsir fisiknya. Dikatakan Menkes Nila, wukuf baru akan dilakukan pada bulan September dan selama itu pula penting menjaga kesehatan. Guna menghindari kelelahan, misalnya, jemaah bisa mengatur untuk tidak umrah setiap hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Tips Menjaga Asupan Air Minum Bagi Calon Jemaah Haji
Sebelumnya, Kemenkes juga sudah mengimbau agar jemaah melakukan pemeriksaan kesehatan. Kemudian, melakukan vaksinasi meningitis, seperti permintaan Arab Saudi. Sayangnya, dikatakan Nila masih ada jemaah yang belum divaksinasi sehingga tak bisa diberangkatkan.
Sebab, haruse menunggu waktu 2 minggu agar vaksin bisa bekerja efektif. Maka dari itu, Menkes Nila menekankan selesaikanlah syarat yang ditentukan. Begitupun bagi orang yang harus melakukan cuci darah serta mengidap skizofrenia, atau kanker stadium lanjut juga tidak diperkenankan berangkat.
"Itu diseleksi dari permulaan. Dan jangan sampai berusaha lolos tapi nanti kan KKP memeriksa. Terkait MERS CoV kita sudah koordinasi dengan Kemenag dan Kemenhub kita sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk salah satunya tidak mendekati unta. Dengan Kemenkes Saudi juga mereka akan melakukan suatu pencegahan," kata Menkes.
"Bagi jemaah yang sakit, kita sudah koordinasi dengan Kemenlu kalau dibawa ke RS pemerintah tidak bayar. Untuk biaya pemulangan jika jemaah sakit atau bagaimana dilihat kasus per kasus," pungkasnya.
Baca juga: Dokter: Tubuh Punya Mekanisme untuk Menghindari Dehidrasi (rdn/vit)











































