Dikisahkan dr Meta, selama menyusui Naya, ke manapun ia pergi, 'tas ajaib' yang berisi breastpump, botol ASI, dan perlengkapan memerah ASI lainnya selalu ia bawa. Termasuk ketika ia harus menghadiri seminar di Sidoarjo yang jaraknya beberapa km dari tempat tinggal dr Meta di Surabaya.
Baca juga: Sejak Masih Minum ASI, Anak Sudah Bisa Diajari Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dilakukan dr Meta karena menurutnya, meski hanya 20 cc, ASIP itu amat berarti baginya. Selama bekerja menjadi dokter umum kala itu, dr Meta juga kerap terpaksa meninggalkan Naya tanpa simpanan ASIP sama sekali. Alhasil, setiap Naya menangis, sang pengasuh langsung membawanya ke RS tempat dr Meta praktik.
"Naya dibawa pengasuhnya ke RS tempat saya kerja naik taksi. Terus saya nyusui di taksi, habis itu Naya pulang lagi ke rumah, saya kerja lagi. Waktu itu sehari bisa beberapa kali tuh Naya pulang pergi dari rumah ke RS," tambah dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.
Saking lelahnya, dr Meta juga pernah lupa mencolokkan kabel breastpump karena ia ketiduran saat memerah ASI. Sehingga, saat terbangun wanita kelahiran Bandung ini sempat kaget karena tak ada ASI yang keluar sama sekali.
"Sempat sedih dan bingung gitu kenapa ASI-nya nggak keluar sama sekali. Tapi pas ditengok ternyata kabelnya belum dicolok, ya mungkin saking capeknya ya waktu itu," kenang dr Meta sembari tertawa.
Baca juga: Ingat! Puting Lecet Saat Menyusui Bukan Melulu karena Tongue Tie
(rdn/vit)











































