Tanpa Disadari, Kebiasaan-kebiasaan Ini Picu Gangguan Pendengaran

Tanpa Disadari, Kebiasaan-kebiasaan Ini Picu Gangguan Pendengaran

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Kamis, 11 Agu 2016 15:17 WIB
Tanpa Disadari, Kebiasaan-kebiasaan Ini Picu Gangguan Pendengaran
Foto: thinkstock
Jakarta - Masalah pada telinga dan gangguan pendengaran selama ini lebih sering diidentikkan dengan suara yang kencang, misalnya sering mendengarkan musik dengan volume tinggi. Namun faktanya, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa menimbulkan gangguan pendengaran.

Seperti disampaikan oleh dr Mahatma Sotya Bawono, SpTHT dari RS Akademik UGM Yogyakarta, gangguan pendengaran pada dasarnya bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti impaksi serumen, otitis eksterna, otitis media, kerusakan tulang pendengaran, hingga kerusakan saraf pendengaran.

Dokter yang akrab disapa dr Bonnie ini juga membenarkan bahwa gangguan pendengaran bisa menyerang siapa saja, dari berbagai jenis usia. Tak melulu karena genetik atau karena sering mendengarkan suara dengan volume kencang, gangguan pendengaran dengan gejala-gejala di atas juga bisa muncul dari berbagai macam faktor risiko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sering kemasukan air di telinga saat berenang atau mandi misalnya, ini merupakan faktor risiko terjadinya otitis eksterna. Lalu pilek berkepanjangan terutama pada anak, juga merupakan faktor resiko otitis media atau radang telinga tengah," ujar dr Bonnie.

Baca juga: ASI Eksklusif dan Vaksinasi Turunkan Risiko Infeksi Telinga Bayi

Sementara itu, kebiasaan asyik mendengarkan musik bervolume keras dengan menggunakan headset terlalu lama memicu terjadinya sensorineural hearing loss atau gangguan telinga dalam, yang biasanya berhubungan dengan saraf. Kondisi ini sering disebut juga dengan noise induced hearing loss (NIHL).

"Kelainan ini juga dapat terjadi pada pekerja yang berhubungan dengan suara keras seperti mesin jet, terutama mereka yang tidak menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai saat bekerja," imbuh dr Bonnie.

Kebiasaan mengorek-ngorek telinga juga disebutkan dr Bonnie dapat mengganggu kesehatan telinga. "Mengorek-ngorek telinga sering dilakukan, padahal itu merupakan faktor risiko terjadinya impaksi serumen dan otitis eksterna atau radang liang telinga," tuturnya kepada detikHealth.

Ya, sebelumnya dr Aditya Suryansyah, SpA dari RSAB Harapan Kita pernah menyebutkan bahwa mengorek-ngorek telinga dengan menggunakan cotton bud tak baik karena justru dapat mendorong serumen masuk ke dalam. Ia menjelaskan, serumen seharusnya dibawa keluar, namun dengan dikorek asal-asalan serumen tersebut justru bisa masuk ke dalam telinga dan memicu infeksi.

Ada dua macam serumen telinga, ada yang bentuk kering dan basah. Tipe serumen yang kering mudah untuk keluar dengan sendirinya. Sedangkan yang basah sering menyebabkan sumbatan. "Jadi harus ekstra hati-hati saat membersihkannya. Saran saya langkah terbaik adalah dibersihkan oleh ahlinya," pesan dr Aditya.

(ajg/vit)

Berita Terkait