Padahal, untuk bisa berfungsi optimal menghasilkan sperma, suhu testis harus lebih rendah dari suhu tubuh. Nah pajanan panas secara otomatis memengaruhi produksi sperma, tapi efeknya baru terjadi dalam jangka panjang.
Baca juga: Jika Begini Kondisinya, Pekerjaan Bisa Ganggu Kesuburan Pria
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya saja, setelah pria terpajan panas seharian kemudian ia sauna, lalu malam harinya berhubungan intim, bukan berarti sperma yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas rendah. Sehingga, kemungkinan pembuahan pun makin kecil.
"Bisa saja itu sperma yang dihasilkan tiga bulan lalu. Yang kita perhatikan terkait hal ini adalah bagaimana paparan faktor risiko pada pekerjaan, salah satunya pajanan panas, dalam jangka panjang," sambung dr Sigit.
dr Sigit menekankan hanyalah mitos jika masalah infertilitas bermuara pada pihak istri saja. Sehingga, ketika pasutri tidak punya anak yang menjadi perhatian hanya si istri saja. "Yang diobok-obok ibaratnya pihak istri saja. Itu tidak tepat karena infertilitas itu problem pasangan. Jadi suami pertlu dicek juga," tegas dr Sigit.
Baca juga: Sperma Bisa Keluar Tanpa Rangsangan Seksual? (rdn/vit)











































