Fakta-fakta Bau Badan yang Anda Perlu Tahu

Fakta-fakta Bau Badan yang Anda Perlu Tahu

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 22 Agu 2016 09:33 WIB
Fakta-fakta Bau Badan yang Anda Perlu Tahu
Ilustrasi menutup hidung karena bau (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Bau badan bisa jadi sangat mengganggu. Selain mengusik ketenangan orang sekitar, juga bisa meruntuhkan rasa percaya diri yang bersangkutan.

Soal bau badan, yuk simak fakta-faktanya seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:


1. Muncul Jika Tidak Keringkan Badan Seusai Mandi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai mandi langsung pakai baju tanpa mengeringkan badan terlebih dahulu? Itu dia penyebab bau badan membandel. Mengapa bisa demikian?

Jika seseorang tidak mengeringkan badannya dengan baik seusai mandi, uap air bisa jadi terjebak di antara lipatan kulit. Karena tidak ada akses ke udara di lipatan kulit itu, maka lebih mudah bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak dan bercampur dengan keringat. Itulah penyebab bau dan iritasi.


2. Keringat karena Stres Lebih Bau

Terlalu stres juga bisa memicu bau badan. Biasanya orang yang terlalu stres akan mengeluarkan keringat. Tetapi keringat orang yang sedang stres berbeda dengan keringat pada umumnya. Sebab keringat akibat stres lebih berbau.

Pada saat seseorang stres, kelenjar apokrin akan mengeluarkan keringat yang mengandung lemak ke permukaan kulit. Nah, keringat yang keluar dari kelenjar apokrin ini kurang berair, sementara itu bakteri senang sekali mendapati campuran protein dan lemak dalam keringat ini.

Sementara keringat usai olahraga sebagian besar terdiri dari air dan elektrolit sehingga tidak semenyengat keringat yang diproduksi saat stres.


3. Akibat Malas Ganti Bra

Bra memang tersembunyi di balik pakaian. Tapi jangan jadikan ini alasan untuk tidak rutin menggantinya.

Perlu diperhatikan, bra melekat di bagian tubuh yang mudah berkeringat yakni punggung, di bawah ketiak, sekitar dada dan payudara. Keringat yang bercampur bakteri akan menyebabkan munculnya bau badan. Apalagi ada pula bra yang terbuat dari bahan yang membuat bau melekat pada kain, sehingga nantinya justru akan menimbulkan bau badan.

dr Eddy Karta, SpKK dari RS Cipto Mangunkusumo dalam perbincangan dengan detikHealth sebelumnya mengatakan jarang berganti pakaian dalam, terutama bagi orang-orang yang sering berkeringat justru akan meningkatkan kelembapan. Dalam kondisi lembap ini beberapa mikroorganisme pun bisa hidup dengan baik misalnya jamur Pityrosporum, penyebab penyakit panu atau infeksi jamur seperti jamur tinea kruris korporis akibat kebersihan yang kurang diperhatikan.


4. Bahan Pakaian yang Rentan Picu Bau Badan

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Applied and Environmental Microbiology menyebut pakaian dengan bahan polyester akan membuat pemakainya lebih berbau tidak enak ketimbang katun setelah melakukan olahraga. Sebab terdapat bakteri tertentu yang jika melekat di polyester maka akan menyebabkan bau lebih mudah muncul.

Bakteri penyebab bau yang utama pada pakaian adalah micrococcus. Bakteri ini dikenal memiliki potensi enzimatik yang bisa mengubah asam lemak rantai panjang, hormon, dan asam amino menjadi lebih kecil, dan mudah menguap. Karena itu bisa menimbulkan bau tak sedap yang khas.Micrococcus ini bisa tumbuh dengan lebih baik di bahan polyester.


5. Sindrom Bau Ikan

Sudah rajin mandi dan ganti pakaian tapi tubuh tetap saja bau amis? Mungkin sindrom bau ikan penyebabnya.

Sindrom bau ikan atau Trimethylaminuria (TMAU) merupakan gangguan genetik langka. Kondisi ini terjadi karena karena pancaran senyawa trimetilamina (TMA) yang berlebihan. TMA ini diproduksi saat seseorang mencerna makanan yang kaya akan kolin. Biasanya kandungan ini terdapat pada ikan laut, telur, hati dan kacang-kacangan tertentu seperti kedelai.

Trimethylaminuria disebabkan karena adanya mutasi pada gen FMO3. Akibatnya yang bersangkutan akan mengalami bau badan meskipun sudah membersihkan diri dengan rutin. Untuk diketahui, TMA memiliki bau amis yang kuat. Namun hanya sekitar 10-15 persen orang dengan trimethylaminuria.

Pada orang dengan sindrom ini, tidak saja keringatnya yang bau tapi juga urine, napas dan cairan reproduksinya. (vit/vit)

Berita Terkait