Dermatolog dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, Apple A. Bodemer, MD, mengatakan ketombe bisa terjadi akibat jamur dari famili Malassezia mendapat makan dari kelenjar minyak di kulit. Akibatnya, terjadi iritasi atau reaksi alergi pada beberapa orang berupa peradangan yang menghasilkan kulit mengelupas berwarna merah, gatal, dan akhirnya muncul sisik-sisik berupa ketombe.
Untuk mengatasi ketombe di kulit kepala, sampo mengandung ketokonazol, selenium sulfida, zinc pyrithione, sodium sulfacetamide, dan salicylic acid dapat digunakan. Nah, ketika ketombe timbul di alis atau area wajah, Anda tinggal menggunakan sampo tersebut sebagai sampo pencuci muka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Merugikan Kesehatan Rambut dan Kulit Kepala
Jika ketombe di wajah cukup tebal, Bodemer menyarankan untuk memijat area tersebut dengan minyak kelapa lebih dulu guna melembutkan dan menghilangkan kerak sebelum Anda menterapinya dengan sampo. Setelah membasuh muka dengan sampo, tak ada salahnya menggunakan krim hidrokortison 1 persen untuk membantu meredakan kulit yang meradang dan memerah, terlebih jika terasa gatal.
Bodemer menambahkan, ada cara alami yang juga bisa dilakukan untuk mengatasi ketombe di area wajah. Gunakan minyak daun teh ke area tersebut, tapi hati-hati jika Anda menggunakan minyak esensial teh murni karena bisa terjadi iritasi atau alergi. Untuk itu, jika hendak memakai minyak esensial teh, baiknya gunakan produk yang mengandung 5 sampai 20 persen esensial teh.
"Atau Anda bisa membuatnya sendiri dengan mengencerkan 15 tetes minyak daun teh dengan satu sendok makan minyak kelapa, gel lidah buaya, serta air hangat atau cairan pembersih wajah yang biasa Anda pakai. Gunakan perawatan itu setiap hari kemudian kurangi frekuensinya sampai satu atau dua kali seminggu," kata Bodemer.
Karena dermatitis seboroik bersifat kronis, perawatannya pun menurut Bodemer harus dilakukan jangka panjang. Namun, jika dirasa tak ada perbaikan setelah menerapkan perawatan ini, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: Keramas Tiap Hari, Adakah Efek Negatifnya untuk Kesehatan Kulit Kepala?
(rdn/vit)











































