Seperti disampaikan oleh dr Errawan R. Wiradisuria, SpB(K)BD dari Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, bahwa perut buncit tentu tak terjadi begitu saja dan ada penyebabnya. Salah satunya adalah karena pengaruh gas akibat gastritis atau sakit mag.
"Selain sakit mag, bisa juga karena radang kantong empedu, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan-makanan yang menghasilkan gas seperti kol, minuman bersoda atau apapun yang menghasilkan gas," ujar dr Errawan di sela-sela live chat 'Usus Buntu dan Masalah Pencernaan' yang digelar di Kantor detikcom, Jl Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perut buncit juga bisa muncul karena penumpukan lemak (visceral fat). Studi menyebutkan penumpukan lemak di perut bahkan lebih berbahaya dibandingkan lemak di area tubuh lainnya.
Selain itu, para ilmuwan di University of Glasgow juga menemukan para perokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan perut buncit dibanding non-perokok. Profesor Naveed Sattar, dari the Institute of Cardiovascular and Medical Sciences mengatakan salah satu penghalang untuk berhenti merokok adalah perokok takut berat badannya akan naik. Namun walaupun merokok mengurangi berat badan secara keseluruhan, justru lemak akan terdorong dan lebih ke daerah pusat.
"Akibatnya, lingkar pinggang pun akan lebih besar," papar Profesor Sattar yang juga pemimpin penelitian, seperti dikutip dari Independent.
Baca juga: Studi: Perokok Berat Lebih Berisiko Punya Perut Buncit (ajg/vit)











































