Ketika ditemui pada Rabu (7/9), Ratri mengakui bahwa dirinya baru saja beberapa hari yang lalu menyelesaikan terapi pengobatan di RSPAD Gatot Soebroto. Ia terdiagnosa memiliki kanker payudara di usia 17 tahun.
"Waktu itu ketahuan karena pas lagi mandi gak sengaja megang puting terus keluar darah kotor. Diperiksa ke puskesmas tapi disangkanya itu lemak saja karena kan umurnya masih muda," kata Ratri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bisakah Kanker Payudara Dicegah?
Saat itu Ratri masih duduk di bangku kelas 12 Sekolah Menegah Atas (SMA) dan akan bersiap menghadapi ujian nasional. Dokter menyarankan agar Ratri segera menjalani pengangkatan payudara (mastektomi) sebelah kiri namun karena alasan takut dan ingin fokus belajar dirinya mengurungkan niat.
"Akhirnya ke alternatif berobat dan minum-minum daun sirsak selama setahun. Selama itu nggak ada perubahan, tumornya membesar jadi 4 cm. Sampai pecah keluar nanah sama darah udah deh mual nggak bisa makan, ambruk nggak bisa jalan," ungkap Ratri.
Setelah kembali dibawa ke rumah sakit, pemeriksaan terakhir menunjukkan kanker payudara Ratri ternyata sudah berkembang menjadi stadium empat. "Tadinya nggak mau dibawa ke RS karena takut buat dioperasi (payudara). Tapi karena udah ngerasain sakitnya ya udah akhirnya diikhlasin juga," kata Ratri.
Untuk melawan kanker stadium empat maka terapi yang diberikan juga lumayan ganas. Beragam efek samping dihadapi oleh Ratri namun demikian untuk pertama kalinya ia bisa merasakan ada perubahan ke arah yang lebih baik hingga sekarang.
Ratri mengatakan apa yang menjadi pemicu kanker pada dirinya masih jadi misteri. "Kata dokter biasanya kalau nggak dari genetik paling pola hidup. Tapi waktu diperiksa gennya nggak ada dan saya sendiri biasa aja sih makannya nggak yang terlalu sering makan bakso atau mi," pungkas Ratri.
Baca juga: Potret Perjalanan Hidup Para Wanita Berjuang Melawan Kanker Payudara (fds/vit)











































