Seperti disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin EDMO Clinic Jakarta Selatan, dr Eddy Karta, SpKK, agar keringat tak 'mengundang' datangnya bau badan, tentunya Anda harus mengganti baju yang basah oleh keringat.
"Terutama keringat yang diproduksi oleh kelenjar apokrin (kelenjar keringat yang ada di ketiak dan selangkangan). Hal ini karena produk kelenjar keringat apokrin jika teroksidasi dan terurai oleh bakteri akan mudah menimbulkan bau badan," ujar dr Eddy kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Anda malas mengganti pakaian yang sudah basah oleh keringat dan cenderung mendiamkan keringat, maka selain bau badan dr Eddy juga menyebutkan risikonya adalah peningkatan kelembapan.
"Hal ini bisa menjadi faktor risiko tumbuhnya jamur di tubuh, misalnya jamur Pityrosporum ovale yang menyebabkan panu," imbuhnya.
Nah, kebanyakan orang merasa sudah yakin tidak akan bau badan meskipun sudah berkeringat karena sudah menggunakan deodoran, efektifkah? Menurut dr Eddy, deodoran seperti namanya yaitu 'de odoran' artinya menghilangkan bau atau mengganti dengan wangi yang lain. Sifat mengendalikan jika menggunakan antiperspiran.
"Antiperspiran ini bisa terdapat atau ditambahkan pada bedak atau juga deodoran tadi yang bekerja dengan cara membuat gumpalan yang menutup jalannya kelenjar keringat, tapi hanya untuk sementara," tutur dr Eddy.
Baca juga: Malas Ganti Pakaian Dalam Saat Banyak Aktivitas, Hati-hati Kulit 'Jamuran' (ajg/vit)











































