Pada prinsipnya, single parenting memiliki efek di mana hanya ayah atau ibu yang memberi pengasuhan yang signifikan. Padahal, idealnya dalam mengasuh anak ada peran atah dan juga ibu, demikian disampaikan psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi.
"Pada kondisi anak hanya diasuh ibunya, kerinduan pada figur ayah ada. Tapi itu bisa dipenuhi oleh kehadiran orang lain yang konsisten ada di sisi si anak misalnya om-nya atau kakeknya," kata Ratih saat berbincang dengan detikHealth, Selasa (20/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Memaknai Kata 'Papa' yang Diucapkan Anak Usia 6 Bulan
Sebab, di usia itu anak sudah mulai bersosialisasi dan sadar mengapa dirinya tak seperti teman lainnya yang misalnya, ketika di sekolah diantar oleh ayah dan ibunya. Pada anak yang orang tuanya bercerai, penting untuk tetap mendapat pengasuhan baik dari ibu atau ayah supaya si anak tetap merasa memiliki keluarga.
"Ada kasus anak nggak pernah ketemu ayahnya dari kecil. Pas anak nanya, ibunya bingung kalau bilang ayahnya kerja, kok nggak pulang-pulang. Akhirnya ibunya bilang kalau ayahnya meninggal. Pas anaknya nanya di mana makam ayahnya, ibunya bingung juga," kata Ratih.
Jika seperti itu, disarankan untuk mengatakan pada anak jika memang sang ayah tidak tinggal bersama dia dan tidak diketahui di mana ayahnya sekarang. Kemudian, ajak anak berdoa supaya sang ayah cepat kembali lagi.
"Untuk anak umur empat sampai lima tahun penjelasan kayak gitu cukup kok. Kalau dijelaskan terlalu kompleks juga anak malah bingung nantinya," kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.
Baca juga: Warisan Alergi: Ayah ke Anak Laki, Ibu ke Anak Perempuan
(rdn/vit)











































