Asal Tak Membuat Jantung Berdetak di Atas Kemampuan, Pasien Jantung Boleh Olahraga

Asal Tak Membuat Jantung Berdetak di Atas Kemampuan, Pasien Jantung Boleh Olahraga

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 22 Sep 2016 18:01 WIB
Asal Tak Membuat Jantung Berdetak di Atas Kemampuan, Pasien Jantung Boleh Olahraga
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Aktivitas fisik yang tinggi seperti olahraga bisa menjadi kekhawatiran seorang pasien penyakit jantung. Padahal menurut dokter, selama terukur tidak ada salahnya pasien berolahraga karena malah bisa bermanfaat untuk kesehatan.

Dijelaskan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Dr dr Ismoyo Sunu, SpJP(K), FIHA, FasCC, bahwa hampir seluruh olahraga sebetulnya bisa dilakukan dengan catatan tidak membuat jantung melebihi batas kemampuannya. Untuk tahu, maka seseorang perlu mengukur berapa detak jantung per menit yang dihasilkan saat beraktivitas.

"Olahraganya harus terarah, terukur, dan teratur. Kan olahraga mempunyai impact nadinya akan meningkat, tensinya juga akan meningkat. Kita harus mengukur sampai berapa nadi itu berdenyut untuk mengetahui batas toleransi olahraga," kata dr Ismoyo pada temu media Hari Jantung Sedunia di kantor Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Jakarta, Kamis (22/9/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Begini Saran Dokter Saat Menghadapi Serangan Jantung

"Ukur nadinya, 220 dikurangi usia. Nah 80 persen dari hasil yang kita dapatkan itu merupakan batas nadi sudah maksimal jadi jangan lebih," lanjutnya.

Awal memulai olahraga seorang pasien mungkin akan menemukan detak jantungnya meningkat drastis hanya dari sedikit beraktivitas. Hal tersebut menurut dr Ismoyo wajar terjadi dan seiring dengan berjalannya waktu dengan semakin sering olahraga maka jantung juga akan semakin terbiasa dan detaknya berkurang.

"Tapi ini pastikan sudah dinyatakan sehat oleh dokter loh ya. Bukan lagi serangan jantung terus senam, bukan lagi sedang gagal jantung terus senam. Ya ini namanya sama saja bunuh diri," pungkas dr Ismoyo.

Baca juga: Tiga Hal Paling Utama untuk Hindari Penyakit Kardiovaskular

(fds/up)

Berita Terkait