Seperti misalnya saja paparan terhadap bahan kimia dioksin yang umum dipakai dalam produk herbisida. Studi terbaru oleh peneliti di Selandia Baru menambahkan bukti bahwa pria yang terpapar dalam dosis tinggi peluangnya untuk memiliki anak laki-laki akan lebih rendah.
Pemimpin studi Andrea't Mannetje mengatakan pada tahun 1969-1984 di Selandia Baru herbisida dengan dioksin umum digunakan untuk mengontrol pertumbuhan gulma. Namun dihentikan karena berakibat pada munculnya beragam masalah kesehatan pada para pekerja termasuk salah satunya yang kini dikonfirmasi oleh studi fenomena rasio lahir anak laki-laki rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua puluh tahun yang lalu pertama kali dilaporkan para pria yang terpapar dioksin dalam dosis tinggi akibat kecelakaan industri di Seveso, Itali, rata-rata lebih sedikit menjadi ayah dari anak laki-laki bila dibandingkan pria yang paparannya normal," kata Andrea't seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (1/10/2016).
Sejak itu hanya sedikit studi yang dilakukan untuk meneliti fenomena. Sebagian ada yang mengkonfirmasinya namun sebagian lain tidak.
"Studi ini dilakukan pada kelompok mantan produsen herbisida dioksin dan semakin menambah bukti jumlah studi yang telah mengamati efek," ungkap Andrea't.
"Kami menemukan bahwa ini tergantung dari dosisnya (semakin tinggi tingkat paparan semakin besar efeknya -red) dan diperantarai pria (efek diteliti muncul pada pria yang terpapar dioksin tinggi tidak pada wanita)," lanjutnya.
Dilaporkan dalam jurnal Environmental Medicine, para pria yang memiliki minimal konsentrasi 20 picograms per gram (pg/g) dioksin dalam darahnya akan memiliki rasio untuk anak laki-laki 0,47. Sementara untuk pria yang memiliki konsentrasi 100 pg/g dioksin dalam darahnya memiliki rasio untuk anak laki-laki 0,45.
Baca juga: Sarapan dan Makan Lemak Tinggi Berpeluang Punya Anak Laki
(fds/vit)











































