Hal ini terungkap dari hasil analisis terhadap 743 ibu berusia 17-44 tahun, berikut anak-anak yang dilahirkannya. Para ilmuwan menggunakan sampel darah tali pusar yang diambil sesaat setelah melahirkan.
Para ilmuwan lalu mengamati material genetik yang ada di sel-sel bayi. Mereka mengamati telomere, yakni selaput di ujung kromosom yang melindungi material genetik dari kerusakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pertambahan Berat Badan yang Disarankan bagi Ibu Hamil
Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 poin pada Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu hamil, telomere pada bayi teramati lebih pendek 50 base pairs. Artinya, bayi-bayi tersebut secara biologis lebih tua dari rata-rata.
"Hasil peneltiian menambah bukti bahwa IMT tinggi pada ibu berdampak pada pemrograman DNA (deoxyribo Nucleic Acid) pada janin, yang bisa berujung pada tumbuh kembang janin dan penyakit dalam kehidupan selanjutnya," kata Tim Nawrot dari Hasselt University, dikutip dari Livescience, Selasa (17/10/2016).
Baca juga: Demi Jaga Berat Badan, Dokter Anjurkan Ibu Hamil Punya Timbangan di Rumah (up/up)











































