"Jadi memang perlu terapi dengan mengonsumsi obat yang memodulasi pembekuan darah. Selain itu perlu diingat untuk menjaga daya tahan tubuh," pesan dr Gita Nurul Hidayah, SpOG dari RS SamMarie Basra, Pondok Bambu, Jakarta, dalam perbincangan dengan detikHealth.
Menjaga daya tahan tubuh sangat penting karena bisa membantu meminimalkan antibodi menyerang tubuh sendiri. Ini karena APS merupakan penyakit autoimun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ibu Hamil Alami Masalah Pembekuan Darah, Bisakah Melahirkan Normal?
Apakah ibu hamil dengan APS juga harus mengurangi kegiatannya? Kata dr Gita, ibu hamil dengan APS ataupun tidak dengan APS boleh saja tetap bekerja dan beraktivitas, namun jangan sampai membahayakan ataupun menimbulkan kelelahan berat.
Dari kondisi APS ini, yang dikhawatirkan adalah adanya katastropik APS, yakni kondisi di mana terjadi trombus di pembuluh darah di berbagai organ tubuh seperti di otak dan lain-lain. Namun menurut dr Gita, hal ini jarang terjadi.
"APS sendiri juga sebenarnya kasusnya jarang. APS sendiri bukan penyakit keturunan, beberapa pasien saya tidak memiliki riwayat ini di keluarganya. Ini terjadinya multifaktor," tutur dr Gita.
"Was-was itu pasti, tapi terapi dan yang lainnya adalah usaha, mengusahakan yang terbaik. Jadi jangan putus asa kalau APS pada saat kehamilan. Kehamilan harus direncanakan dan dirawat, apalagi tidak ada hubungan terapi APS saat kehamilan dengan kecacatan pada bayi," lanjut dr Gita.
Pembaca detikHealth, apakah Anda pernah punya pengalaman hamil dengan kondisi APS? Yuk ceritakan pengalaman Anda ke redaksi@detikhealth.com
Baca juga: Wanita Ini Berhasil 'Melawan' Keguguran dengan Minum Aspirin
(vit/up)











































