Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan anak tidak boleh dipaksa untuk makan buah dan sayur. Penerapan hukuman, apapun bentuknya, bukan solusi yang tepat untuk membiasakan anak makan buah dan sayur.
"Kasih aja sedikit-sedikit dulu. Kalau anak balita itu dia senang memilih dan menentukan. Jadi bisa saja misalnya ibunya masak sup, anaknya diminta untuk memilih sayur apa saja yang digunakan, apa jagung, brokoli, wortel atau yang lain," tutur psikolog yang akrab disapa Nina ini, di sela-sela acara Piknik Sehat SGM Eksplor dengan Buah dan Sayur di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Minggu (13/11/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau sudah agak besar memang boleh dipaksa sedikit ya. Misalnya mamanya mau masak, anak boleh menentukan menu tapi harus ada sayurnya satu baru lauknya satu juga," tandas ibu dua anak ini.
Baca juga: Anak Doyan Makan Buah dan Sayur Bisa Dididik Sejak MPASI, Bagaimana Triknya?
Foto: Reza/detikHealthAnna Surti Ariani (paling kiri), bersama Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, pakar gizi dr frieda Handayani, dan Brand Manager SGM Eksplor dengan Buah dan Sayur Diana Beauty |
Cara terakhir adalah dengan memberi pilihan porsi menu sayur. Anak dibolehkan memilih porsi menu sayur yang harus dimakan, mau porsi yang besar atau yang kecil.
"Minimal dia terbiasa dulu. Dengan dia terbiasa yang kecil kan nanti lama-lama bisa kita tingkatkan porsinya sesuai kebutuhan," tambahnya lagi.
Dijelaskan Nina, anak yang sulit makan buah dan sayur biasanya tidak mendapat pengenalan saat fase MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) sehingga tidak biasa dengan rasa dan teksturnya. Tentu saja mengenalkan buah dan sayur pada anak-anak ini akan lebih sulit daripada yang sudah mendapat pengenalan buah dan sayur sejak MPASI.
Untuk itu, orang tua harus sabar dan tidak malah menyerah dan menuruti keinginan anak. Dengan program yang baik, anak nantinya akan bisa menyukai buah dan sayur.
"Ada yang 2-3 minggu sudah jadi, sudah mau makan sayur anaknya. Ada juga yang sampai 3-4 bulan. Ini sangat tergantung keseriusan orang tua, konsistensi dan kemauan si anak sendiri," tutupnya. (mrs/up)












































Foto: Reza/detikHealth