Jakarta -
Ketika seseorang sakit karena terinfeksi bakteri maka obat yang paling umum diresepkan oleh dokter adalah antibiotik. Umumnya obat diminum setelah makan dan harus habis untuk memastikan tidak ada bakteri penginfeksi tersisa.
Namun demikian kadang obat antibiotik tidak selalu bekerja maksimal. Bisa karena bakterinya yang memang kuat (ada resistensi) atau obat tidak diserap dengan baik.
Mengapa hal itu terjadi karena memang ada beberapa jenis makanan yang tak cocok dikonsumsi bersamaan dengan obat. Dikutip dari berbagai sumber pada Rabu (23/11/2016), berikut beberapa makanan tersebut:
1. Susu
Foto Ilustrasi: Thinkstock
|
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat dengan baik termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lain, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.
Seperti dikutip dari Everydayhealth.com, Sabtu (1/1/2011) beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.
Baca juga: Kenapa Tidak Boleh Minum Obat dengan Susu?
2. Makanan asam
Foto ilustrasi: Delish/iStock
|
Makanan dengan kandungan asam yang tinggi seperti misalnya olahan tomat, cokelat, atau lemon sebaiknya dihindari. Alasannya sama seperti susu yaitu karena asam dapat memengaruhi penyerapan obat.
3. Tinggi serat
Foto: Getty Images
|
Serat baik untuk pencernaan namun tidak terlalu untuk kerja obat. Makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan diketahui dapat memperlambat tingkat penyerapan makanan sehingga bisa membuat kenyang lebih lama. Hal ini juga berarti memperlambat penyerapan obat.
4. Alkohol
Foto: GettyImages
|
Mengonsumsi makanan atau minuman berlakohol sendiri tidak berpengaruh langsung terhadap penyerapan antibiotik. Hanya saja alkohol diketahui bisa membawa efek samping buruk untuk sistem cerna sehingga pada akhirnya berdampak juga pada konsumsi obat.
5. Suplemen
Foto: Thinkstock
|
Suplemen yang tinggi zat besi dan kalsium dapat mengganggu antibiotik diserap ke dalam tubuh. Bila seseorang memang membutuhkan suplemen dan obat maka disarankan agar mengonsumsinya secara terpisah minimal dalam rentang tiga jam.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat dengan baik termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lain, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.
Seperti dikutip dari Everydayhealth.com, Sabtu (1/1/2011) beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.
Baca juga:
Kenapa Tidak Boleh Minum Obat dengan Susu?Makanan dengan kandungan asam yang tinggi seperti misalnya olahan tomat, cokelat, atau lemon sebaiknya dihindari. Alasannya sama seperti susu yaitu karena asam dapat memengaruhi penyerapan obat.
Serat baik untuk pencernaan namun tidak terlalu untuk kerja obat. Makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan diketahui dapat memperlambat tingkat penyerapan makanan sehingga bisa membuat kenyang lebih lama. Hal ini juga berarti memperlambat penyerapan obat.
Mengonsumsi makanan atau minuman berlakohol sendiri tidak berpengaruh langsung terhadap penyerapan antibiotik. Hanya saja alkohol diketahui bisa membawa efek samping buruk untuk sistem cerna sehingga pada akhirnya berdampak juga pada konsumsi obat.
Suplemen yang tinggi zat besi dan kalsium dapat mengganggu antibiotik diserap ke dalam tubuh. Bila seseorang memang membutuhkan suplemen dan obat maka disarankan agar mengonsumsinya secara terpisah minimal dalam rentang tiga jam.
(fds/vit)