dr Agung Zentyo Wibowo, ketua Prematur Indonesia menjelaskan ada dua hal yang memengaruhi risiko komplikasi kesehatan pada bayi prematur. Yaitu usia bayi yang muda ketika lahir dan berat badan bayi yang ringan ketika lahir.
Untuk usia bayi prematur, ada tiga kategori. Pertama adalah moderate to late preterm yaitu kelahiran bayi di usia 32 minggu sampai kurang dari usia 37 minggu. Kedua, very preterm yakni bayi prematur yang lahir di usia 28 minggu sampai kurang dari 32 minggu usia kelahiran bayinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bayi Lahir Prematur? 4 Skrining Ini Wajib Dilakukan Ya Ayah dan Bunda
Lebih lanjut, dr Agung menegaskan bahwa kesehatan bayi prematur sangat dipengaruhi oleh usia kelahiran bayi walaupun dalam rentang waktu satu hari. Ia mencontohkan ketika bayi akan lahir di usia 30 minggu, namun sang ibu masih bisa menahan kelahiran hingga 2 minggu, maka hal tersebut dinilai lebih baik daripada si bayi dilahirkan di usia 30 minggu.
"Jadi mempertahankan tidak lahir kan bagus supaya bayi matang. Walaupun pada prinsip umumnya paling sehat itu cukup bulan, bahkan organisasi prematur mengatakan bayi yang sehat dan kondisinya 'aman' itu yang sudah mencapai 39 minggu," sambung dr Agung.
dr Agung menyarankan, ketimbang menghitung usia bayi di kandungan menggunakan acuan bulan, lebih baik gunakan acuan minggu. Lalu, bagaimana jika menghitung usia bayi menggunakan ultrasonografi (USG)?
Menurut dr Agung, hal itu paling tepat dilakukan di kehamilan trimester pertama. Menurut dr Agung, biasanya kesalahan usia bayi dalam prediksi dengan USG hanya selisih 3 sampai 5 hari. Sedangkan, jika USG dilakukan pada trimester terakhir, selisih usia bayi bisa mencapai 2 minggu dari usia sebenarnya.
Baca juga: Kenali, Ini Salah Satu Masalah yang Bisa Dialami Bayi Prematur (rdn/vit)











































