"Rokok apapun itu risiko kanker paru-parunya sama ya," tutur dr Elisna Syahruddin PhD SpP(K) dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ketika ditemui di sela-sela Kampanye Kepedulian Kanker Paru di Avenue of the Stars, Lippo Mall Kemang Village, Jakarta Selatan, Minggu (18/12/2016).
dr Elisna mengatakan saat ini masih banyak masyarakat yang berpikir rokok elektrik lebih baik dibandingkan rokok konvensional. Padahal, pada prinsipnya semua rokok menghasilkan asap yang bukan hanya dihirup oleh perokoknya namun juga orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menjelaskan masalah rokok bukan hanya berkaitan dengan asapnya saja. Karena rokok tidak hanya menyebabkan kanker paru-paru namun bisa menyebabkan jenis kanker yang lain.
"Rokok itu bisa menyebabkan kanker yang lain bukan hanya paru-paru. Misalnya saja kanker nasofaring," sambung dokter yang praktik di RS Persahabatan ini.
Mengutip hasil penelitian di RS Persahabatan, dr Elisna mengatakan perokok kretek berisiko tiga kali lebih besar terkena kanker paru-paru dibandingkan rokok biasa. Diduga kuat, hal ini disebabkan asap yang dihasilkan rokok kretek lebih kental sehingga perokok akan menghirup asapnya lebih dalam.
Baca juga: Saran Dokter Bagi Mereka yang Terkena Kanker Paru (rdn/rdn)











































