Dijelaskan oleh dr Euis Mutmainnah, SpKK, dari RSUP Persahabatan bahwa pada dasarnya stretch mark muncul karena kulit tak mampu mengikuti penambahan bobot tubuh yang terlalu cepat. Ketika tubuh semakin besar maka kulit pun akan merenggang kuat hingga kehilangan elastisitasnya.
"Ketika badan kita melebar terlalu cepat, kulit enggak bisa ngikutin jadi retak lah. Ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang tiba-tiba gede perutnya atau bisa juga pada remaja yang gemuk," kata dr Euis ketika ditemui pada peringatan Hari Ibu di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Euis pada ibu hamil sebetulnya tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk menghindari total stretch mark. Hanya saja ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemunculannya.
Pertama adalah dengan menjaga kenaikkan berat badan agar tidak terlalu drastis. Usahakan setiap pertambahan sebulan usia kehamilan berat ibu hanya ikut naik sekitar satu kilogram.
Selain itu ibu bisa juga menggunakan krim pelembab untuk menjaga elastisitas kulit sebaik mungkin.
"Itu lah hebatnya perempuan hamil lagi stretch mark lagi hamil lagi stretch mark lagi. Stretch mark itu tanda bahwa ibu pernah melahirkan dan yang pasti tidak akan bisa benar-benar hilang," tambah komentar dr Lucky Savitry W, SpOG(K), ditemui pada kesempatan yang sama.
Baca juga: Dukung Ibu-ibu dengan Stretch Mark, Sekelompok Wanita Berbikini Unjuk Rasa (fds/up)











































