Juli: Gerakan Mengantar Anak ke Sekolah dan Kaitannya dengan Psikis Anak

Kaleidoskop 2016

Juli: Gerakan Mengantar Anak ke Sekolah dan Kaitannya dengan Psikis Anak

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 02 Jan 2017 15:00 WIB
Juli: Gerakan Mengantar Anak ke Sekolah dan Kaitannya dengan Psikis Anak
Ilustrasi anak sekolah (Foto: Bagus/detikcom)
Jakarta - Ada yang sedikit berbeda dengan tahun ajaran baru 2016/2017 ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mempelopori gerakan mengantar anak ke sekolah di hari pertama.

Dikatakan Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, gerakan mengantar anak ke sekolah bisa jadi jembatan antara orang tua dan pihak sekolah untuk membangun komunikasi.

Dengan begitu, kata Anies, orang tua pun dapat sepenuhnya mempercayakan sang anak saat belajar di lingkungan sekolah. Begitu juga guru, agar bisa menggali sejumlah informasi tentang anak, seperti kepribadian atau hal-hal yang bisa menjadi masalah untuk anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ia meyakini anak yang diantar orang tuanya akan semakin percaya diri. "Hari pertama menjadi momen penting kedua institusi ini berinteraksi. Tentunya akan menjadi pengalaman berkesan bagi si anak. Mari buat pengalaman yang berkesan bagi anak-anak kita. Diantar ke sekolah," terang Anies.

Baca juga: Mendikbud Imbau Orang Tua Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah

Namun seberapa perlu anak diantar orang tuanya di hari pertama sekolah? Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan, hal ini bukan menjadi sebuah keharusan. Artinya, ketika diantar, anak tak perlu sampai ditunggui seharian.

Anak cukup diantar sampai ke kelas dan ditunggui sebentar saja. "Yang paling rawan itu anak baru masuk SD atau TK. Memang perlu ortu mengantar anaknya di hari pertama masuk sekolah, karena di situ orang tua bisa memberi support ke anak bahwa ini lingkungan baru kamu, nanti bakal ketemu orang baru," jelasnya.

Lain halnya untuk anak yang sudah beranjak masuk SMP atau SMA. "Nggak terlalu perlu. Kemandirian mereka di usia itu sudah terbentuk dan lebih baik, artinya mereka sudah bisa menyesuaikan diri dan sudah punya pengalaman sekolah sebelumnya di SD. Apalagi isu remaja di usia itu adalah pertemanan dan anak bisa merasa malu kalau diantar orang tuanya. Jadi perlu disesuaikan lagi," tutur Ratih.

Juli: Gerakan Mengantar Anak ke Sekolah dan Kaitannya dengan Psikis Anakilustrasi (Foto: Angling Aditya/detikcom)

Persiapan juga sudah bisa dilakukan di masa liburan. Saat itu anak diajak ke calon sekolahnya dan dijelaskan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya. "Jelaskan ke anak ini calon sekolah kamu, ini ada lapangannya ada kolam renangnya misal. Kenalkan fasilitasnya. Terus 'latihan' juga perjalanan dari rumah ke sekolahnya. Sekali dua kali melakukan itu cukup kok," kata Ratih.

Orang tua juga diminta mulai membiasakan anak bangun dan berangkat tidur di jam yang sama, terutama untuk menyesuaikan pola kegiatan ketika kegiatan belajar nanti sudah dimulai. Selain itu, anak diajak terlibat saat membeli peralatan sekolah semisal alat tulis dan buku.

Menurut Ratih, membiarkan anak ikut memilih alat sekolah yang akan ia gunakan bukan berarti mengikuti apa yang diinginkannya. Orang tua bisa memberi opsi terbatas misalnya dengan memberikan anggaran khusus sehingga anak juga bisa belajar mengalokasikan uang dengan efektif.

Dan yang tak kalah penting, orang tua perlu bertanya dulu pada anak apakah mereka tidak keberatan diantar ayah atau ibunya ke sekolah. Sebab ada anak yang memang minta diantar, ada juga yang tidak.

Orang tua juga harus tahu tanda-tanda anak yang cemas atau takut di hari pertamanya masuk sekolah. Di antaranya timbul ekspresi tegang atau wajah yang tampak 'membeku', bahkan kadangkala sampai menangis.

"Usahakan ortu terus memberi support, jangan malah ditakutin. Dikasih wejangan jadi anak yang baik di sekolah, kan nggak ada mama papa, kesannya sekolah ini mau ngapain dia sih. Justru beri pandangan ke anak bahwa sekolah itu menyenangkan, dia bisa berinteraksi sama orang. Tapi tetap kalau ada apa-apa bilang sama guru. Mungkin kalau kamar mandinya jauh perlu ditemani, kan lebih ke aspek keamanan," pesannya.

Baca juga: Perhatikan Hal Ini Jika Ortu Hendak Antar Anak di Hari Pertama Sekolah


(lll/vit)

Berita Terkait