Menghadapi Istri yang Enggan Diajak Bercinta

Menghadapi Istri yang Enggan Diajak Bercinta

detikHealth
Selasa, 03 Jan 2017 17:50 WIB
Wulan Ayu Ramadhani M.Psi
Ditulis oleh:
Wulan Ayu Ramadhani M.Psi
Psikolog Perkawinan dan Keluarga di Klinik Rumah Hati Jl. Muhasyim VII no. 41, Cilandak, Jakarta Selatan Twitter: @wulanayur dan @twitpranikah http://pranikah.org/
Menghadapi Istri yang Enggan Diajak Bercinta
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Dear Ibu Wulan, saya mau menanyakan tentang kondisi yang sedang saya alami di rumah tangga saya, saya menikah sudah 2,5 tahun, umur saya dan istri sama, saat ini kami belum ada momongan. Yang saya mau konsultasikan gimana cara mengatasi istri saya yang amat sangat susah saat diajak berhubungan suami istri, sampai terkadang saya harus keras/marah-marah dulu, tapi setelah marah/keras pun juga tidak mengubah keadaan.

Sampai-sampai kadang saat saya ingin peluk/cium saja dia benar-benar menolak dan marah kepada saya. Kondisi istri saat saya 'mengajak'nya pun juga sehat, tenang/tidak sedang dalam kondisi capek. Bahkan kita sebelum tidur juga sempat bercanda/bermanja-manja. Saya sudah sempat membahas/bertanya dengan istri tapi dia risi kalau saya bertanya dan justru cuek. Kejadian ini sudah berjalan 1,5 tahun terakhir ini. Mohon sarannya. Terimakasih.

Sinyo (Pria, 30 tahun)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaban

Dear Pak Sinyo,

Memang banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan seseorang tiba-tiba menolak untuk berhubungan seksual dengan pasangan, salah satunya seperti yang sudah Bapak sebutkan yaitu kelelahan. Beberapa hal lainnya adalah perbedaan tempat tinggal, memiliki masalah seksualitas, atau bisa juga karena ada masalah relasi pada hubungan suami istri yang membuat adanya ketidaknyamanan dalam melakukan hubungan.

Saya masih belum mendapatkan timeline yang jelas dari cerita bapak. Apakah 'marah/keras' yang Bapak sebutkan sudah terjadi dari sejak awal pernikahan? Atau memang baru terjadi selama 1,5 tahun terakhir ini? Tidak jarang suami istri memiliki tingkat libido yang berbeda. Misalnya saja, suami mengharapkan bisa berhubungan suami istri setiap hari, sementara bagi istri sekali dalam seminggu saja sudah banyak. Adanya kekerasan/paksaan pada kasus seperti ini hanya akan menambah keengganan istri untuk berhubungan. Hubungan yang didasari atas keterpaksaan biasanya akan membuat rasa tidak nyaman saat bersenggama, pada kasus buruknya dapat menimbulkan efek traumatis sehingga menolak untuk berhubungan. Jika ini yang terjadi, sebaiknya konsultasi ke klinik atau dokter untuk berkonsultasi.

Jika hal ini terjadi secara tiba-tiba, pada banyak kasus biasanya terjadi karena adanya perubahan yang cukup signifikan pada pasangan. Coba Bapak ingat-ingat ada kejadian/peristiwa apakah yang terjadi 1,5 tahun yang lalu yang memberi dampak besar pada istri? Kejadiannya bisa bermacam-macam dari hal yang sederhana, seperti adanya peningkatan atau penurunan berat badan, atau promosi di pekerjaan sehingga beban kerjanya bertambah meskipun tidak terlihat lelah, atau hal lainnya yang lebih besar seperti kehilangan misalnya. Kejadian yang dianggap cukup signifikan bisa berpengaruh juga terhadap mood untuk berhubunan.

Mencoba berbicara dengan istri tentu saja bukan hal baru untuk dicoba ya, Pak. Bagaimana kalau kali ini Anda memulainya dengan sesuatu yang tidak berhubungan dengan kebutuhan Anda akan seks, melainkan tentang bagaimana pendapat istri untuk memiliki anak. Berhubung kalau ditanyakan secara langsung, ada kemungkinan istri menghindar, tanyakan dengan pertanyan tidak langsung. Misalnya, tanyakan pendapat dia tentang teman-temannya yang sudah memiliki anak dan bagaimana pendapatnya bagaimana persepsi dia tentang teman-temannya, apa kekhawatirannya, dsb. Barangkali dari situ Anda dapat menemukan jawaban Anda.

Tidak jarang ketidaksiapan untuk memiliki anak juga bisa menjadi salah satu hal yang membuat adanya permasalahan dalam hubungan suami istri. Keinginan memilik momongan tidak bisa hanya dilakukan oleh salah satu pihak saja, tetapi juga butuh kesiapan kedua orang tua terutama secara mental. Sambil menunggu momongan, Anda sebagai orangtua juga bisa sambil belajar untuk mengelola emosi, dengan tidak menggunakan cara keras/marah, ketika ada hal yang Anda inginkan tidak didapatkan. Ketika memiliki anak, akan ada banyak sekali hal-hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan keinginan Anda. Apakah Anda juga akan menggunakan cara yang sama?

Selamat mencari tahu dengan pendekatan yang berbeda ya, Pak.

Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi
Psikolog Perkawinan dan Keluarga di Klinik Rumah Hati
Jl. Muhasyim VII no. 41, Cilandak, Jakarta Selatan
Twitter: @wulanayur dan @twitpranikah
http://pranikah.org/ (hrn/vit)

Berita Terkait