Elena Lobo dari Department of Preventive Medicine and Public Health, Zaragoza University, Spanyol, melakukan penelitian kepada 4.803 lansia dengan rata-rata usia 73 tahun. Penelitian dilakukan untuk melihat apa saja faktor yang memengaruhi peningkatan atau penurunan risiko lansia mengalami cedera patah tulang pinggul.
Hasil penelitian menyebut wanita berisiko tiga kali lebih besar mengalami cedera patah tulang pinggul daripada pria. Yang unik, risiko mengalami cedera patah tulang pinggul bisa berkurang jika masih memiliki pasangan hingga usia tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini juga menyebut faktor risiko mengalami cedera patah tulang pinggul pada pria dan wanita berbeda. Pada wanita, tidak bisa membaca dan depresi meningkatkan risiko masing-masing 50 dan 44 persen.
Baca juga: Karena Evolusi, Makin Banyak Orang yang Sakit Sendi
Sementara pada pria, faktor risiko terbesar adalah merokok dan mengalami kecacatan fisik. Pria yang merokok berisiko dua kali lipat mengalami cedera patah tulang pinggul sementara pria yang cacat fisik berisiko hingga tiga kali lipat.
Dr Heike Bischoff-Ferrari dari Geriatrics and Aging Research Department, University Hospital Zurich, Swiss, mengatakan bisa jadi lansia yang tinggal dengan pasangan lebih terawat hidupnya. Dalam artian, pasangan ada untuk mengingatkan tidak merokok, membantu ketika mengalami cacat fisik hingga meredakan depresi.
"Satu lagi yang harus diingat adalah menjauhkan lansia dari benda-benda yang dapat membuatnya terjatuh. Terjatuh merupakan penyebab utama mengapa lansia sering mengalami cedera patah tulang pinggul," tukas Heike yang tak terlibat dalam penelitian.
Baca juga: Sepenggal Kondisi Langka dalam Kisah Benjamin Button
(mrs/vit)











































