Dikatakan Bona Sardo, MPsi, masa pubertas adalah masa di mana anak akan mulai mengeksplorasi tubuhnya. Hal ini terjadi karena aktifnya hormon-hormon seksual, yang menyebabkan terjadinya perubahan pada organ intim mereka.
Pada fase ini, orang tua sangat tidak dianjurkan untuk overprotektif, yakni dengan tidak memberikan anak informasi yang cukup atau bahkan melarang anak membicarakan fase pubertas. Padahal saat fase pubertas, anak memang butuh mengeksplorasi diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sikap overprotektif malah membuat anak bingung dan takut, serta tidak mendapat informasi dan edukasi yang tepat. Salah-salah, anak malah mencari sendiri, yang hasilnya bisa saja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua.
Oleh karena itu Bona mengatakan seharusnya orang tualah yang lebih dulu berinisiatif memberikan pemahaman atau edukasi soal kesehatan reproduksi. Misalnya dengan mengatakan pada anak, orang tua juga dulu mengalami hal yang sama di usia mereka.
"Papanya bisa cerita anak laki-lakinya, dulu papa juga begitu seumuran kamu. Mulai ada daging keras di tenggorokan, suara jadi serak dan ada rambut halus. Dengan begitu ketika anak mengalaminya, bisa langsung menginformasikan ke orang tua," tandas Bona lagi.
Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus Alami Pubertas, Ini yang Harus Diperhatikan Orang Tua
Terakhir, Bona mengingatkan orang tua tak perlu memikirkan hal-hal rumit ketika ingin memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Berikan edukasi secara berkala sesuai usia anak dan gunakan alat bantu seperti video atau ilustrasi.
"Misalnya pakai tema, minggu ini soal apa, rambut halus misalnya. Tumbuhnya di mana saja, kenapa tumbuh. Minggu depannya baru soal jakun, jadi berkala. Anak juga akan menerimanya lebih mudah," tandasnya.
Baca juga: Kondisi Ekonomi Keluarga Pengaruhi Masa Pubertas Anak Perempuan
(mrs/up)











































