Atau mungkin mainan yang hendak dia bawa memang 1-2 saja, tapi ukurannya cukup besar sehingga cukup merepotkan jika harus dibawa ke sana ke mari. Tapi jika anak tidak diizinkan membawa mainannya tersebut, bisa-bisa dia ngambek atau bahkan tantrum. Duh, harus gimana ya?
"Untuk balita, misalnya usia 3 tahun, kalau sampai selalu meminta membawa main kesayangannya ke mana-mana, berarti sebenarnya sebelumnya ada pembiasaan. Nah ini bagaimana caranya untuk menghentikannya," kata psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, MPsi, dari RaQQi - Human Development & Learning Centre.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau anak khawatir mainan yang ditinggal di rumah digigit tikus atau hilang, sebaiknya ajak anak menyimpan mainan tersebut bersama-sama di tempat yang aman. Bisa juga sambil bilang 'di rumah aman kok, kan adek selama ini di rumah juga nggak digigit tikus'," imbuh perempuan berkerudung ini.
Baca juga: Si Kecil Selalu Minta Dibelikan Mainan? Begini Menyikapinya
Ratih menambahkan tidak semua permintaan anak harus dikabulkan, tak terkecuali permintaan membawa semua mainannya ke mana-mana. Anak harus memahami apa saja konsekuensi dari membawa seluruh mainannya tersebut. Jadi jangan sampai apapun yang diinginkan anak dipenuhi tetapi berimbas menyusahkan orang lain.
Jika anak sedih lantas menangis karena mainannya tidak dibawa atau malah menjadi tantrum, kata Ratih, tidak apa-apa anak diberi kesempatan menangis terlebih dahulu. Perlu dipahami juga bahwa jangan sampai anak jadi memiliki kelekatan yang luar biasa dengan mainan.
"Biasanya kalau terlalu lekat sama suatu benda mati seperti mainan, bisa menghambat perkembangannya. Itu harus diputus," imbuh Ratih.
Tak cuma mainan, kadang ada anak yang lekat dengan benda tertentu seperti bantal atau selimut. Mungkin tampaknya lucu ketika anak tidak mau lepas dari benda-benda tersebut, namun jika kelekatan itu sampai mengurangi interaksi dengan orang tua atau orang di sekitarnya, lagi-lagi harus segera diputus. Apalagi kelekatan berlebihan pada benda mati, sambung Ratih, bisa mempengaruhi fleksibilitas berpikir seseorang.
"Lekat seharusnya sama manusia bukan benda mati. Kalau misal anak tidak mau pisah dengan bantal atau selimutnya, jangan diikuti. Dan biasanya ibu atau ayah yang punya kebiasaan seperti itu akan menurun pada anaknya," tambah Ratih.
Baca juga: Kamu Terlalu Lekat dengan Benda Masa Kecil? Yuk Simak Penjelasan Psikologinya
(vit/up)











































