Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr Emi Nurjasmi mengatakan sejatinya kelahiran anak kedua yang terlalu berdekatan dengan anak pertama bisa dicegah. Caranya adalah dengan melakukan konsultasi program Keluarga Berencana (KB) sejak masih hamil anak pertama.
"Memang standardnya seperti itu. Konseling KB ke bidan dilakukan sejak masih hamil, jadi bisa dijelaskan apa saja bentuk kontrasepsi yang ada serta perbedaannya," tutur Emi, dalam temu media DKT 20 Tahun di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tugas bidan adalah memberikan informasi yang lengkap soal kontrasepsi, nah soal kontrasepsi apa yang dipakai itu terserah masing-masing pasangan," tandasnya.
Baca juga: TTM yang Seperti Ini Bisa Cegah HIV-AIDS pada Remaja
Soal kontrasepsi sendiri, Emi memang lebih menganjurkan untuk melakukan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau implan. IUD atau implan bisa bertahan hingga lebih dari 5 tahun dan tidak mengganggu hormon serta hubungan seksual.
Di sisi lain, kontrasepsi jangka pendek lebih mudah gagal. Penggunaan pil contohnya, bisa benar-benar tidak bermanfaat jika tidak diminum lebih dari dua hari.
"Kalau pil kan namanya kita kerja ada stres, ada lupa, kadang ada urusan lain jadi nggak minum. Kalau IUD bisa langsung dipasang setelah melahirkan, dua hingga enam jam. Bertahannya sampai 10 tahun," tutupnya.
Baca juga: Tak Cuma di Desa, Mitos tentang Kontrasepsi pun Eksis di Kota (mrs/vit)











































