Jakarta -
Ketika jatuh cinta seseorang bisa mengalami beragam hal yang mungkin membingungkan. Senang, cemas, euforia, hilangnya nafsu makan, dan juga panik semua bercampur menjadi sebuah satu pengalaman.
Antropolog Helen Fisher dari Rutgers University mengatakan jatuh cinta merupakan fenomena menarik karena studi melihat pada otak terdapat reaksi yang berbeda dari nafsu atau pada fase hubungan komitmen jangka panjang.
Dikutip dari berbagai sumber berikut artikel bagian kedua tentang beberapa tanda khas dari orang yang jatuh cinta:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 10 Tanda Jatuh Cinta yang Terbukti Ilmiah (1)
1. Ingin selalu bersama
Foto: Thinkstock
|
Orang yang jatuh cinta akan merasakan dorongan untuk menghabiskan waktu bersama. Ahli saraf Lucy Brown dari Albert Einstein College of Medicine mengatakan dorongan tersebut seperti layaknya dorongan seseorang terhadap makanan atau air.
"Studi MRI fungsional menunjukkan bahwa sistem saraf primitif yang mendasari dorongan, penghargaan, dan euforia menyala aktif di hampir semua orang ketika mereka melihat wajah sang pujaan hati dan ketika mereka memikirkannya. Hal ini membuat dorongan jatuh cinta sama seperti dorongan yang membuat kita lapar atau haus," ungkap Lucy.
2. Tinggi empati
Foto: Thinkstock
|
Ketika pujaan hati mengalami kesulitan, orang yang jatuh cinta cenderung lebih mudah untuk berempati. Ia merasakan kesedihan yang sama sehingga rela berkorban untuk menolongnya.
3. Berubah sikap
Foto: Thinkstock
|
Orang yang jatuh cinta punya kecenderungan untuk mengubah prioritas harian atau mengubah perilaku. Sebagai contoh seseorang mungkin jadi lebih sadar terhadap gaya berdandan, bicara, atau berjalannya.
Menurut studi yang dilakukan oleh Fisher pada tahun 2013, seseorang sebetulnya tidak perlu terlalu mengubah diri. Karena ketika ada ketertarikan biasanya hal tersebut terjadi pada dua orang dengan 'komposisi kimiawi' otak yang berbeda.
Sebagai contoh orang dengan perilaku dominan (tinggi testosteron) seringkali tertarik dengan orang yang berperilaku tinggi estrogen dan oksitosin.
4. Ingin eksklusif
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Seseorang yang jatuh cinta bisa juga merasakan dorongan untuk terlibat dalam aktivitas seksual. Hanya saja berbeda dari dorongan nafsu biasa, pada orang yang jatuh cinta ada ikatan emosi kuat.
Seseorang yang jatuh cinta tidak ingin pujaan hatinya terlibat juga dalam aktivitas seksual dengan orang lain. Ia ingin hubungan tersebut hanya untuk mereka berdua dan akan merasakan kecemburuan bila ada perselingkuhan.
Menurut peneliti sifat posesif tersebut muncul dari evolusi sebagai cara untuk mendorong individu mengenyahkan kompetisi.
5. Tidak bisa dikontrol
Foto: thinkstock
|
Fisher dan rekannya sering kali mendapat deskripsi dari orang yang sedang jatuh cinta bahwa perasaan mereka tidak bisa atau sulit dikontrol.
Pada buku berjudul 'Love and Limerence' oleh psikolog Dorothy Tennov dituliskan bahwa 400 pria dan wanita melaporkan hal yang serupa ketika diminta untuk merespon tentang cinta. Banyak di antara partisipan merasa tidak berdaya karena obsesinya yang tidak rasional.
Orang yang jatuh cinta akan merasakan dorongan untuk menghabiskan waktu bersama. Ahli saraf Lucy Brown dari Albert Einstein College of Medicine mengatakan dorongan tersebut seperti layaknya dorongan seseorang terhadap makanan atau air.
"Studi MRI fungsional menunjukkan bahwa sistem saraf primitif yang mendasari dorongan, penghargaan, dan euforia menyala aktif di hampir semua orang ketika mereka melihat wajah sang pujaan hati dan ketika mereka memikirkannya. Hal ini membuat dorongan jatuh cinta sama seperti dorongan yang membuat kita lapar atau haus," ungkap Lucy.
Ketika pujaan hati mengalami kesulitan, orang yang jatuh cinta cenderung lebih mudah untuk berempati. Ia merasakan kesedihan yang sama sehingga rela berkorban untuk menolongnya.
Orang yang jatuh cinta punya kecenderungan untuk mengubah prioritas harian atau mengubah perilaku. Sebagai contoh seseorang mungkin jadi lebih sadar terhadap gaya berdandan, bicara, atau berjalannya.
Menurut studi yang dilakukan oleh Fisher pada tahun 2013, seseorang sebetulnya tidak perlu terlalu mengubah diri. Karena ketika ada ketertarikan biasanya hal tersebut terjadi pada dua orang dengan 'komposisi kimiawi' otak yang berbeda.
Sebagai contoh orang dengan perilaku dominan (tinggi testosteron) seringkali tertarik dengan orang yang berperilaku tinggi estrogen dan oksitosin.
Seseorang yang jatuh cinta bisa juga merasakan dorongan untuk terlibat dalam aktivitas seksual. Hanya saja berbeda dari dorongan nafsu biasa, pada orang yang jatuh cinta ada ikatan emosi kuat.
Seseorang yang jatuh cinta tidak ingin pujaan hatinya terlibat juga dalam aktivitas seksual dengan orang lain. Ia ingin hubungan tersebut hanya untuk mereka berdua dan akan merasakan kecemburuan bila ada perselingkuhan.
Menurut peneliti sifat posesif tersebut muncul dari evolusi sebagai cara untuk mendorong individu mengenyahkan kompetisi.
Fisher dan rekannya sering kali mendapat deskripsi dari orang yang sedang jatuh cinta bahwa perasaan mereka tidak bisa atau sulit dikontrol.
Pada buku berjudul 'Love and Limerence' oleh psikolog Dorothy Tennov dituliskan bahwa 400 pria dan wanita melaporkan hal yang serupa ketika diminta untuk merespon tentang cinta. Banyak di antara partisipan merasa tidak berdaya karena obsesinya yang tidak rasional.
(fds/vit)