Menurut pendiri Tan Wellbeing Clinics and Remanlay Special Needs Health, dr Tan Shot Yen M.Hum, kebiasaan tidur siang sehabis pulang sekolah adalah kebiasaan yang baik. Sekali pun hanya satu jam. Sebab, dengan begitu tubuh akan jauh lebih siap untuk kembali bekerja dan belajar.
"Padahal, tidur siang bagi anak bukan hanya sekadar melepas penat. Tapi itu juga waktu pembentukan hormon pertumbuhan," kata dr Tan dalam bukunya 'Anak Sehat Indonesia'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, hormon pertumbuhan yang terbentuk saat tidur siang berkaitan dengan senyawa pengaturan pematangan fisik dan kekuatan otot. Selain itu, tidur siang juga berkaitan dengan pertambahan massa tulang dan kepadatannya, hingga perkembangan saraf anak.
dr Tan mengingatkan kepada orang tua untuk tidak membiarkan anak tidur dalam keadaan alat elektronik hidup, mengingat pancaran sinar biru pada perangkat elektronik bisa mengganggu proses tidur anak.
"Kondisikan televisi, radio dan peralatan elektronik mati. Karena proses tidur merupakan proses perpindahan gelombang otak dari tahapan sadar terjaga penuh, sadar rileks, mengantuk dan akhirnya terlelap dalam," imbuh anak dari dr Tan Tjiauw Liat ini.
Ketika anak-anak memiliki waktu tidur yang kurang, ada beberapa dampak yang bisa terjadi. Misalnya, daya tahan tubuh anak kurang baik, dia mudah lelah dan konsentrasi belajarnya pun menurun.
Baca juga: Tidur Siang Penting untuk Anak-anak Usia PAUD, Ini Alasannya
Terlalu banyak ikut les, anak juga berisiko mengalami stres lho. Simak cara mengantisipasinya dalam video Bincang Sehat berikut ini:
(rdn/up)











































