"Secara alami, hamil kembar relatif lebih berpeluang terjadi pada pasien dan atau suami dengan riwayat keturunan kembar," kata dr Khanisyah Erza Gumilar SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya saat berbincang dengan detikHealth.
dr Erza mengatakan, menurut 'Kitab Suci SpOG' Williams obstetric, ada beberapa faktor yang memengaruhi peluang wanita hamil kembar yakni ras, keturunan, usia ibu, jumlah persalinan sebelumnya, nutrisi dan pasien yang menjalani terapi reproduksi berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Williams obstetric, ras orang negro pun lebih berpeluang memiliki anak kembar. Lantas, bagaimana hubungannya dengan nutrisi? dr Erza menuturkan semakin baik asupan nutrisi seseorang, fertilitasnya pun makin baik.
Baca juga: Ini Faktor yang Pengaruhi Jeda Waktu Lahir Bayi Kembar
Tapi, kata dr Erza, baiknya asupan nutrisi jangan diartikan gemuk. Soal ada bayi kembar perempuan, laki-laki, atau perempuan dan laki-laki, ini dipengaruhi jumlah sel telur dan jenis sperma.
"Katakan sel telur lebih dari 1. Ini yang berlaku untuk kehamilan kembar non identik ya. Sel telur ada 2, terus yang membuahi jenis spermanya berbeda. Yang satu sperma X satu lagi sperma Y jadinya satu bayi perempuan satu bayi laki-laki," terang dr Erza.
Baca juga: Unik! Bayi-bayi Kembar Ini Lahir 'Beda Tahun'
Sementara itu, dr Eric Kasmara SpOG dari RS Pondok Indah Puri Indah mengatakan tidak selalu pasangan yang memiliki anak kembar harus ada keturunan memiliki bayi kembar.
"Artinya jika secara alamiah, dia membelah sendiri itu kita tidak bisa tahu, masih misteri. Tapi kalau misalnya ada wanita yang saat itu memiliki 2 sel telur yang bersamaan suburnya, itu juga bisa saja bayinya jadi kembar non-identik. Karena dua sperma membuahi dua sel telur," jelas dr Eric.
Saat ini, lanjut dr Eric, cukup banyak ditemui wanita yang mengkonsumsi obat penyubur, sehingga sel telurnya bisa tumbuh lebih dari satu. Atau pada pasien program reproduksi berbantu seperti program inseminasi intrauterin maupun program bayi tabung, berpeluang lebih besar untuk memiliki bayi kembar. Pada pasien program inseminasi, sel telurnya akan diperbanyak dengan obat penyubur. Pada pasien program bayi tabung, sudah pasti sel telurnya akan diperbanyak, untuk mendapatkan sejumlah embrio yang baik.
Nah, jumlah embrio yang dimasukkan ke dalam rahim (transfer embrio) biasanya sejumlah 2 atau 3 buah, dikarenakan bila embrio gagal berimplantasi (menempel pada selaput lendir rahim), maka masih ada peluang untuk berhasil mendapatkan 1 janin yang sehat. Namun, bila kedua atau ketiga embrio tersebut menempel dengan baik, maka sang Ibu akan mengandung bayi kembar dua maupun lebih.
Sehingga, menurut dr Eric belum tentu pasutri yang memiliki riwayat keturunan anak kembar bakal memiliki anak kembar pula. Maupun sebaliknya, pasutri yang tidak punya riwayat keturunan anak kembar justru memiliki bayi kembar. (rdn/up)











































