Faktanya, wanita paruh baya maupun yang berusia lebih lanjut rata-rata masih mempunyai kehidupan seks yang aktif.
Namun penelitian terbaru dari Mayo Clinic mengungkap, kepuasan seks wanita paruh baya ditentukan oleh cukup tidaknya durasi tidur yang mereka miliki dalam semalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut ketua tim peneliti, Dr Juliana King, ini ada kaitannya dengan fungsi tidur bagi kesehatan tubuh. "Makanya kurang tidur seringkali dikaitkan dengan sulitnya berkonsentrasi dan dampak lainnya. Ketika kita sulit fokus maka aktivitas seks yang menggairahkan juga tidak akan terjadi," terang Kling seperti dilaporkan Today.com.
Baca juga: Agar Lebih Mudah Ereksi, Ini 4 Posisi Tidur yang Direkomendasikan
Ia juga menemukan keterkaitan temuannya dengan studi-studi lain yang dilakukan terhadap wanita muda. Salah satunya mengatakan, durasi tidur seseorang di malam hari berhubungan dengan tinggi rendahnya gairah seksual mereka keesokan harinya.
Untungnya, di antara responden studinya, hanya 56 persen yang mengaku kurang puas dengan kehidupan seks mereka, karena pada dasarnya mereka memang tidur. Kurang tidur juga mengakibatkan mereka menjadi lebih jarang bercinta.
Namun sebagian besar responden, yaitu 60 persen mengaku bisa tidur selama 7-8 jam tiap malam, sehingga tidak mengherankan bila mereka rata-rata puas dengan kehidupan seksnya.
Baca juga: Bagi Para Pria, Durasi Tidur Berkaitan dengan Tingkat Kesuburan
Selain kecukupan tidur, pakar menyebut fisik yang bugar juga dibutuhkan untuk memperoleh kepuasan maksimal di atas ranjang. Seorang peneliti dari Mayo Clinic mengatakan, pria yang rajin berolahraga memiliki performa bercinta yang lebih baik daripada pria yang jarang bergerak.
Tak hanya itu, latihan fisik juga dikatakan mampu mengurangi risiko disfungsi ereksi, yang bisa menghambat performa seksual seseorang.
"ML amat bergantung pada usia, kondisi kesehatan dan kebugaran fisik," pesan pakar kesehatan reproduksi dari Universitas Tarumanagara, dr Andri Wanananda, MS seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.
Namun yang tak kalah penting, lanjut dr Andri, hubungan intim dilakukan atas dasar keinginan bersama. Frekuensinya juga tidak mengganggu rutinitas sehari-hari. (lll/vit)











































