Salah satu alasannya diungkap sebuah penelitian dari University of Barcelona, Spanyol. Peneliti menemukan bahwa anak yang terpapar diet Mediterania sejak masih dalam kandungan memiliki kecenderungan yang rendah untuk mengalami ADHD (Attention Deficiency and Hyperactivity Disorder) atau lebih dikenal dengan hiperaktif.
Peneliti mengambil kesimpulan ini setelah mengamati lebih dari 120 anak dan remaja. 60 di antaranya telah didiagnosis dengan ADHD sedangkan 60 lainnya tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indikasi ADHD ini juga terlihat pada anak yang jarang makan ikan, minyak zaitan, buah dan sayur-mayur. Namun peneliti tidak dapat menemukan keterkaitan antara pola makan dengan diagnosis tersebut.
Baca juga: Sisi Lain Michael Phelps, Pengidap ADHD yang Jadi Bintang Olimpiade
"Kami tidak tahu apakah ADHD-nya muncul karena pola makan tak sehat atau gangguan itu yang mendorong mereka untuk menyukai makanan tinggi lemak dan gula. Tapi kami yakin ini seperti lingkaran setan," tutur peneliti, Jose Angel Alda seperti dilaporkan Science Daily.
Artinya peneliti meyakini bila impulsivitas pada anak dengan ADHD mendorong mereka untuk cenderung makan tidak sehat. Padahal dengan mengonsumsi makanan tak sehat, ini akan memperburuk gejala hiperaktif mereka.
"Anak dan remaja memang paling butuh makanan sehat karena ini adalah momen di mana tubuh mereka membutuhkan nutrisi terbaik agar mereka bisa tumbuh sesuai harapan dan juga sehat," simpulnya lagi.
Peneliti juga percaya dengan makan sehat, kondisi tertentu seperti ADHD bisa dicegah, bahkan sejak si anak masih dalam kandungan.
Baca juga: Membedakan Anak ADHD dengan Anak Aktif Pada Umumnya
Hasil temuan ini muncul beberapa pekan setelah penelitian sebelumnya menyebutkan manfat diet Mediterania dalam menghentikan penyusutan otak pada lansia. Diyakini manfaat ini datang dari antioksidan yang terkandung dalam sayur, minyak zaitun dan anggur merah yang menjadi komponen dasar dari diet Mediterania.
Antioksidan ini diketahui dapat mengurangi risiko kerusakan otak dari proses oksidasi, yang kemudian berujung pada penurunan kemampuan sel-sel saraf.
(lll/up)











































