"Sebenarnya hanya 5 persen yang butuh bayi tabung," kata dr Yassin Yanuar Mohammad, SpOG dari RS Pondok Indah, dalam temu media di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan peluang hamil adalah inseminasi intrauterine. Berbeda dengan bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) yang mengawinkan sel telur dan sperma di luar tubuh, inseminasi dilakukan dengan menyuntikkan sperma yang sudah dipilih langsung ke dalam rahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 11 Persen Pasangan Usia Subur Alami Gangguan Kesuburan
Inseminasi bisa dilakukan untuk masalah ketidaksuburan yang disebabkan oleh kondisi tertentu seperti endometriosis ringan. Bisa juga dilakukan pada masalah disfungsi seksual pada pria, seperti gangguan ereksi dan ejakulasi.
Kondisi khusus yang membutuhkan pencucian sperma juga bisa diatasi dengan inseminasi. Misalnya pada pengidap HIV (Human Imunodeficiency Virus), atau infeksi hepatitis kronis.
Soal peluang kehamilan, inseminasi dikombinasilan dengan terapi folicle stimulating hormone (FSH) memberikan success rate sebesar 15-18 persen tiap siklus. Sebagai pembanding, success rate untuk IVF atau bayi tabung berkisar antara 30-40 persen.
"Namun secara kumilatif, peluang hamil pada inseminasi intrauterine bisa mencapai 40-50 persen dalam 4-6 siklus," kata dr Yassin.
Baca juga: Tanpa IVF, Ibu Ini Lahirkan Bayi Kembar Lima
(up/vit)











































