Jakarta -
Ketika masih anak-anak luka dapat dengan mudah sembuh dengan sendirinya dan tidak akan terlalu mengganggu aktivitas. Lalu seiring berjalannya waktu tubuh pun mulai melemah hingga sampai pada titik di mana jatuh saja dapat berakibat fatal.
Penuaan dialami oleh semua orang dan ketika ajal makin dekat peneliti bisa memprediksinya dengan memerhatikan tanda-tanda tertentu. Apa saja tanda tersebut? Berikut beberapa contohnya seperti dirangkum detikHealth pada Rabu (22/2/2017) dari berbagai sumber:
Baca juga: Mau Lindungi DNA dari Penuaan Dini? Cobalah Rutin Berlari
1. Hilangnya indra penciuman
Foto: thinkstock
|
Hidung membutuhkan regenerasi sel yang konstan agar bisa berfungsi dengan optimal. Oleh sebab itu ketika seseorang semakin tua maka kepekaan hidungnya untuk mencium bau-bau yang samar juga akan hilang.
Studi di jurnal PLOS ONE oleh para peneliti di University of Chicago menemukan mereka yang kesulitan mengidentifikasi bau memiliki kemungkinan meninggal tiga kali lebih besar dalam rentang waktu lima tahun ke depan. Di dalam studi sebanyak 3.000 responden berusia 57 tahun ke atas dilibatkan dan diminta untuk mengidentifikasi daun mint, ikan, jeruk, mawar, dan kulit.
2. Lemahnya kekuatan genggaman
Foto: thinkstock
|
Berbagai survei tentang penuaan di seluruh dunia menggunakan tes kekuatan otot sebagai salah satu indikator. Alasannya karena pelemahan kekuatan otot dapat diasosiasikan dengan berbagai macam hal mulai dari penurunan kemampuan kognisi hingga kemampuan pemulihan tubuh dari cedera.
Studi di jurnal PLOS ONE menganalisis 50 studi lainnya dan menemukan bahwa kekuatan genggaman adalah cara yang tepat untuk mengukur tingkat penuaan.
3. Tes darah
Foto: Thinkstock
|
Tes darah adalah salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengetahui berbagai macam status kesehatan seseorang. Studi yang dipublikasi di PLOS Medicine melihat khususnya untuk penuaan ada empat indikator yang bisa jadi ukuran yaitu plasma albumin, alpha-1-acid glikoprotein, lipoprotein ukuran kecil, dan sitrat.
Para peneliti mengatakan empat hal tersebut pada darah dapat menjadi petunjuk kerapuhan seseorang terhadap penyakit secara umum.
4. Kemampuan berpikir cepat
Foto: Thinkstock
|
Ketika diminta untuk berpikir cepat terhadap suatu stimulus, orang yang reaksinya di bawah rata-rata memiliki kemungkinan lebih tinggi 25 persen untuk meninggal dalam periode 15 tahun. Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti dari University College London setelah melakukan studi pada sekitar 5.000 partisipan.
"Satu teorinya adalah reaksi yang lambat mungkin merefleksikan penurunan fungsi sistem tubuh yang lain seperti otak dan sistem saraf... Mungkin, orang yang reaksinya lambat juga kondisinya lebih tak sehat," ungkap salah satu peneliti dr Gareth Hagger-Johnson.
Hidung membutuhkan regenerasi sel yang konstan agar bisa berfungsi dengan optimal. Oleh sebab itu ketika seseorang semakin tua maka kepekaan hidungnya untuk mencium bau-bau yang samar juga akan hilang.
Studi di jurnal PLOS ONE oleh para peneliti di University of Chicago menemukan mereka yang kesulitan mengidentifikasi bau memiliki kemungkinan meninggal tiga kali lebih besar dalam rentang waktu lima tahun ke depan. Di dalam studi sebanyak 3.000 responden berusia 57 tahun ke atas dilibatkan dan diminta untuk mengidentifikasi daun mint, ikan, jeruk, mawar, dan kulit.
Berbagai survei tentang penuaan di seluruh dunia menggunakan tes kekuatan otot sebagai salah satu indikator. Alasannya karena pelemahan kekuatan otot dapat diasosiasikan dengan berbagai macam hal mulai dari penurunan kemampuan kognisi hingga kemampuan pemulihan tubuh dari cedera.
Studi di jurnal PLOS ONE menganalisis 50 studi lainnya dan menemukan bahwa kekuatan genggaman adalah cara yang tepat untuk mengukur tingkat penuaan.
Tes darah adalah salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengetahui berbagai macam status kesehatan seseorang. Studi yang dipublikasi di PLOS Medicine melihat khususnya untuk penuaan ada empat indikator yang bisa jadi ukuran yaitu plasma albumin, alpha-1-acid glikoprotein, lipoprotein ukuran kecil, dan sitrat.
Para peneliti mengatakan empat hal tersebut pada darah dapat menjadi petunjuk kerapuhan seseorang terhadap penyakit secara umum.
Ketika diminta untuk berpikir cepat terhadap suatu stimulus, orang yang reaksinya di bawah rata-rata memiliki kemungkinan lebih tinggi 25 persen untuk meninggal dalam periode 15 tahun. Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti dari University College London setelah melakukan studi pada sekitar 5.000 partisipan.
"Satu teorinya adalah reaksi yang lambat mungkin merefleksikan penurunan fungsi sistem tubuh yang lain seperti otak dan sistem saraf... Mungkin, orang yang reaksinya lambat juga kondisinya lebih tak sehat," ungkap salah satu peneliti dr Gareth Hagger-Johnson.
(fds/vit)