5 Penyebab Seseorang Mengalami Ketulian dan Gangguan Pendengaran

5 Penyebab Seseorang Mengalami Ketulian dan Gangguan Pendengaran

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 01 Mar 2017 18:50 WIB
5 Penyebab Seseorang Mengalami Ketulian dan Gangguan Pendengaran
Foto: Thinkstock
Jakarta - Gangguan pendengaran dan ketulian tidak muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa penyebab yang dapat membuat seseorang mengalami ketulian.

dr Damayanti Soetjipto SpTHT-KL(K), Ketua Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komnas PGPKT), ketulian merupakan bentuk disabilitas yang cenderung diremehkan. Penyebabnya, orang yang tuli bisa saja tidak merasa atau tidak mengetahui dirinya tuli.

"Makanya angkanya meningkat terus. Dan pengaruhnya besar sekali antara orang tuli yang mendapat pertolongan sejak dini dan yang terlambat mendapat pertolongan," tutur dr Dama, dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa saja penyebab seseorang mengalami ketulian? Dirangkum dari penjabaran dr Dama, berikut 5 di antaranya:

1. Tuli kongenital

Foto: ilustrasi/thinkstock
Tuli kongenital merupakan ketulian yang muncul sejak anak lahir. Di Indonesia, kejadian tuli kongenital berada di angka sekitar 6.500 kasus per tahun.

Ada beberapa penyebab mengapa bayi bisa mengalami tuli kongenital. Yang paling umum adalah infeksi Rubella saat kehamilan, berat badan lahir rendah dan juga infeksi meningitis.

2. Infeksi telinga tengah

Foto: Thinkstock
Otitis media supuratif kronik atau infeksi telinga tengah merupakan peradangan mukosa telinga tengah yang disertai keluarnya cairan karena gendang telinga yang berlubang. Infeksi telinga tengah terjadi karena adanya bakteri atau virus yang menginfeksi saluran eustachius.

Gejala yang paling umum muncul adalah keluar cairan kental dan berbau dari telinga lebih dari 2 bulan. Komplikasi infeksi telinga tengah selain dapat menyebabkan ketulian juga dapat menginfeksi otak dan bagian saraf wajah.

3. Tuli karena bising

Foto: thinkstock
Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) merupakan gangguan pendengaran atau ketulian yang terjadi karena pajanan suara keras dalam jangka waktu lama. Penurunan pendengaran terjadi secara perlahan dan biasanya tidak disadari.

Dikatakan dr Dama, kejadian tuli karena bising mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini karena makin maraknya penggunaan headset dan earphone di kalangan remaja.

Baca juga: Suara Balon Meledak Disebut Bisa Picu Gangguan Pendengaran

4. Usia lanjut

Foto: thinkstock
Gangguan pendengaran dan ketulian yang terjadi karena usia tua lumrah terjadi karena adanya proses degenerasi organ pendengaran. Proses ini terjadi secara berangsur-angsur dan muncul pada kedua telinga.

Beberapa penyebab ketulian karena usia antara lain degenerasi elastisitas gendang telinga, sel rambut koklea dan perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak.

5. Kotoran telinga

Foto: thinkstock
Kotoran telinga atau serumen bisa saja menyumbat saluran telinga dan menyebabkan ketulian. Sumbatan kotoran telinga juga busa menyebabkan perasaan nyeri dan tertekan yang mengganggu.

Dikatakan dr Dama, ketulian karena kotoran telinga cenderung terjadi akibat kebiasaan membersihkan telinga sendiri dengan tidak benar, yang malah membuat kotoran masuk ke dalam telinga.

Baca juga: Saat Telinga Mendadak Berdengung, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Halaman 2 dari 6
Tuli kongenital merupakan ketulian yang muncul sejak anak lahir. Di Indonesia, kejadian tuli kongenital berada di angka sekitar 6.500 kasus per tahun.

Ada beberapa penyebab mengapa bayi bisa mengalami tuli kongenital. Yang paling umum adalah infeksi Rubella saat kehamilan, berat badan lahir rendah dan juga infeksi meningitis.

Otitis media supuratif kronik atau infeksi telinga tengah merupakan peradangan mukosa telinga tengah yang disertai keluarnya cairan karena gendang telinga yang berlubang. Infeksi telinga tengah terjadi karena adanya bakteri atau virus yang menginfeksi saluran eustachius.

Gejala yang paling umum muncul adalah keluar cairan kental dan berbau dari telinga lebih dari 2 bulan. Komplikasi infeksi telinga tengah selain dapat menyebabkan ketulian juga dapat menginfeksi otak dan bagian saraf wajah.

Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) merupakan gangguan pendengaran atau ketulian yang terjadi karena pajanan suara keras dalam jangka waktu lama. Penurunan pendengaran terjadi secara perlahan dan biasanya tidak disadari.

Dikatakan dr Dama, kejadian tuli karena bising mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini karena makin maraknya penggunaan headset dan earphone di kalangan remaja.

Baca juga: Suara Balon Meledak Disebut Bisa Picu Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dan ketulian yang terjadi karena usia tua lumrah terjadi karena adanya proses degenerasi organ pendengaran. Proses ini terjadi secara berangsur-angsur dan muncul pada kedua telinga.

Beberapa penyebab ketulian karena usia antara lain degenerasi elastisitas gendang telinga, sel rambut koklea dan perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak.

Kotoran telinga atau serumen bisa saja menyumbat saluran telinga dan menyebabkan ketulian. Sumbatan kotoran telinga juga busa menyebabkan perasaan nyeri dan tertekan yang mengganggu.

Dikatakan dr Dama, ketulian karena kotoran telinga cenderung terjadi akibat kebiasaan membersihkan telinga sendiri dengan tidak benar, yang malah membuat kotoran masuk ke dalam telinga.

Baca juga: Saat Telinga Mendadak Berdengung, Ini yang Sebenarnya Terjadi

(mrs/vit)

Berita Terkait