Menurut dokter spesialis paru RS Mitra Keluarga Bekasi, dr Anthony D. Tulak, SpP, FCCP, secara statistik 90 persen kasus kanker paru berkaitan degan polusi, di mana utamanya adalah polusi berupa asap rokok. Oleh karena itu, kebiasaan merokok menjadi hal yang sangat penting dalam pencegahan penyakit kanker paru.
Baca juga: Catat! Faktor-faktor yang Tingkatkan Risiko Anak Kena Pneumonia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika seorang perokok memutuskan untuk berhenti merokok, maka risikonya untuk mengalami kanker paru akan menjadi lebih kecil alias menurun. "Nah kalau perokok ya naik sampai 8 kali lipat risikonya kena kanker paru," imbuhnya.
Terlebih ketika dalam riwayat keluarga perokok tersebut terdapat faktor turunkan kanker, risikonya untuk mengalami kanker paru akan menjadi semakin berkali-kali lipat. Tak cuma perokok aktif, menurut dr Anthony risiko kanker paru dan asap rokok juga berlaku untuk perokok pasif.
Ini karena asap rokok yang diembuskan perokok aktif juga mengandung berbagai macam zat berbahaya apabila terhirup terus-menerus. Termasuk di antaranya pelepasan karbonmonoksida dan karbondioksida di udara. "Itu kan polusi juga. Jangan lupa kanker paru merupakan kanker pembunuh pria nomor satu di Indonesia, sementara untuk wanita dia nomor lima," terang dr Anthony.
Baca juga: Studi: Perokok yang Kena Kanker Usus Berisiko Meninggal Lebih Cepat
(ajg/up)











































