Pemimpin studi Profesor Nigel Hunt menjelaskan 10 tahun yang lalu ada sekitar 7.400 kasus pencabutan gigi anak usia empat tahun ke bawah. Nah pada tahun 2015-2016, angka tersebut meningkat sekitar 24 persen jadi 9.206 kasus.
Baca juga: Perhatikan Hal Ini Jika Hendak Kenalkan Pasta Gigi pada Anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat mengejutkan untuk tahu anak kecil umur satu atau dua tahun sudah perlu dicabut giginya," lanjut Prof Nigel.
Menurut laporan hampir 90 persen kasus pencabutan gigi pada anak tersebut sebetulnya bisa dicegah. Orang tua hanya perlu lebih berhati-hati terhadap konsumsi makanan serta minuman tinggi gula anaknya, memastikan anak rutin menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluoride dan juga mengunjungi dokter gigi.
Meski memang pada anak-anak giginya akan tanggal sendiri karena bukan gigi permanen, bukan berarti orang tua bisa lengah.
Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) drg Udijanto Tedjosasongko, SpKGA (K), PhD, mengatakan bila gigi anak dibiarkan begitu saja dan kemudian rusak akan menimbulkan rasa sakit. Nafsu makan jadi terpengaruh sehingga konsumsi nutrisinya bisa tak terpenuhi secara optimal.
Dampak dalam jangka pendek performa akademis anak bisa berkurang sementara untuk jangka panjangnya ada risiko untuk terjadi stunting.
"Sangat tidak betul bahwa tidak perlu dilakukan sesuatu pada gigi sulung... Pemikiran yang seperti itu mungkin muncul karena dari masyarakat secara umum belum menempatkan perawatan gigi sebagai prioritas," kata drg Udijanto beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ini Lho Pentingnya Merawat Gigi Susu
(fds/up)











































