Perasaan ragu tentu saja membuat seseorang tak fokus untuk menyiapkan hari spesial tersebut. Diutarakan oleh psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Pustika Rucita, BA, MPsi, adalah hal yang normal bila muncul keraguan bahkan ketakutan di detik-detik menjelang momen bahagia tersebut.
"Itu wajar. Namanya juga akan memasuki situasi yang 'asing', yang tidak bisa di prediksi pasti ke depannya bagaimana," terang Cita dalam live chat 'Persiapan Mental Jelang Pernikahan' yang digelar detikHealth dan detikForum di kantor detikcom, Jl Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, jangan sampai kekhawatiran ini menjadi potensi konflik yang bisa merusak kebahagiaan kelak. Untuk mengatasinya, menurut Cita adalah perbanyak komunikasi untuk semakin mengenal pasangan. Selain itu, cari kegiatan positif, seperti berolahraga, bertemu teman, membaca buku, dan lainnya sebagai sarana pelampiasan emosi yang dapat mendistraksi pikiran negatif.
"Diingat juga apa saja hal positif dari pasangan kita yang membuat kita ingin menikahinya," ucap wanita berhijab ini.
Foto: detikHealth |
Kata Cita, ketika berkomitmen menikah, sebetulnya kita juga telah berkomitmen dengan apa saja yang akan kita temukan dalam pernikahan termasuk peristiwa-peristiwa yang mungkin tidak bisa diprediksi sejak awal. Maka itu dibutuhkan trust atau rasa percaya terhadap pasangan, pernikahan, bahkan pada diri sendiri yang dapat meminimalisir kemungkinan berpisah.
Baca juga: Ketika Wanita Menikah dengan Pria yang Usianya Jauh Lebih Tua
(hrn/up)












































Foto: detikHealth