Psikiater anak dan remaja dr Gitayanti Hadisukanto, SpKJ(K), dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) mengatakan adanya gangguan bicara pada anak bisa dikenali sejak usia 1 tahun. Jenis gangguan bicara yang terjadi ada dua dan penyebabnya berbeda-beda.
Gangguan yang pertama yaitu gangguan berbahasa ekspresif. Anak dengan gangguan berbahasa ekspresif kesulitan untuk bicara secara lisan tapi sebetulnya mengerti kata-kata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Patokannya gini usia satu tahun minimal anak bisa satu kata kaya 'jatuh, makan, minum' meski ngomongnya masih cadel. Nanti setiap bulan harusnya kosa kata akan bertambah satu," kata dr Gita dalam temu media di The Hook Restaurant and Bar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017).
Baca juga: Hai Orang Tua, Ini Tips Agar Anak Tak Terlambat Bicara
Mengapa anak alami gangguan bahasa ekspresif bisa karena perkembangan pusat bahasa yang kurang baik. Pemicunya bisa karena autisme atau memang stimulasi yang kurang diberikan.
"Kalau diajak bicara ngerti, normal. Tapi untuk mengekspresikannya sulit cuma berapa kata saja... Kalau speech delay, gangguan bahasa ekspresif saja itu tidak perlu obat cuma terapi wicara. Tetapi kalau speech delay ini karena penyebab yang lain kaya autisme maka perlu dimedikasi," ungkap dr Gita.
Gangguan kedua adalah gangguan bahasa reseptif. Pada kasus ini anak terlambat berbicara karena memang ia tidak bisa memahami bahasa. Penyebabnya bisa karena ketulian, retardasi mental, atau juga autisme
Tanda anak yang alami gangguan bahasa reseptif yaitu sejak usia satu tahun dirinya tidak bisa memberi respon bila diajak berkomunikasi. Seiring bertambah usia anak dengan gangguan bahasa reseptif juga akan kesulitan memahami struktur dan aspek bahasa seperti nada suara atau bahasa tubuh.
"Umumnya anak yang alami gangguan bahasa reseptif ini juga terganggu bahasa ekspresif, bahkan artikulasinya ," ungkap dr Gita.
Menangani anak yang memiliki gangguan bahasa reseptif maka perlu diidentifikasi apa yang jadi penyebab. Pemberian terapi wicara dan konsumsi obat mungkin diperlukan.
Baca juga: Benarkah Ajari Bahasa Asing Sejak Dini Bikin Anak Terlambat Bicara? (fds/up)











































