Tak Semua Bisa Ular Mematikan, Orang-orang Ini Buktinya

Tak Semua Bisa Ular Mematikan, Orang-orang Ini Buktinya

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 31 Mar 2017 20:05 WIB
Tak Semua Bisa Ular Mematikan, Orang-orang Ini Buktinya
Foto: Siti Rahmayanti/Pembaca detikcom
Jakarta - Bisa adalah bentuk pertahanan terakhir yang dimiliki ular ketika dihadapkan pada ancaman. Namun nyatanya tak semua bisa ular mematikan bagi mangsanya.

Kondisi semacam ini sebenarnya terbilang langka, tetapi efek racun ular terhadap tubuh manusia pada dasarnya memang tidak selalu sama.

Nyatanya ada kasus-kasus unik di mana manusia mengalami efek yang lain dari yang lain ketika digigit ular berbisa. Untuk lebih jelasnya, simak paparannya seperti dirangkum detikHealth, Jumat (31/3/2017) berikut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Begini Dampaknya Bila Bisa Ular Sampai Masuk ke Tubuh

1. Penciuman hilang

Foto: Siti Rahmayanti/Pembaca detikcom
Kejadian ini berlangsung pada tahun 2016 lalu. Pria berumur 30 tahun ini mengaku beberapa waktu lalu digigit ular berbisa. Ia sempat opname selama tiga hari dan dokter hanya memberinya obat untuk mencegah infeksi, tetapi tidak dengan anti-venom karena gigitan ularnya dianggap terlalu ringan.

Beberapa hari setelah diperbolehkan pulang, barulah pria asal Australia ini menyadari jika penciumannya menurun, bahkan sempat menghilang atau biasa disebut anosmia. Sayangnya ia baru datang ke dokter lagi setelah setahun kemudian dan kondisinya dianggap terlanjur parah sehingga sulit tertangani.

Belakangan, kemampuan penciumannya memang membaik, tetapi tidak sebaik sebelum ia digigit ular.

2. Limpa pecah

Foto: (Wahyu/detikTravel)
Seorang pria di Korea dilaporkan digigit ular jenis pit viper Asia, tepat di kaki kanannya. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit namun baru mendapatkan penawar dua setelah digigit. Pada hari ketiga, kakinya justru membengkak dan rasa sakitnya semakin buruk.

Tak hanya itu, darah pria berusia 60 tahun itu dikabarkan sulit membeku. Ketika di hari berikutnya, pasien mengeluhkan nyeri perut, tim dokter akhirnya menemukan jika limpa pria ini sudah pecah akibat gangguan pada pembekuan darah tadi. Untungnya pasien akhirnya pulih setelah limpanya diangkat.

Kasus langka ini kemudian dilaporkan dalam jurnal Wilderness and Environmental Medicine di tahun 2014.

3. Daging tumbuh di kaki

Foto: (Wahyu/detikTravel)
Reaksi tubuh akibat digigit ular nyatanya tak selalu muncul tepat setelah insiden terjadi. Dikisahkan dalam jurnal Medical Case Reports, ada seorang wanita berusia 66 tahun yang kakinya membengkak.

Belakangan ketahuan jika pembengkakan itu merupakan efek dari gigitan ular yang dialaminya 50 tahun lalu atau saat usianya masih 14 tahun. Rasanya memang tidak menyakitkan tetapi cukup mengganggu aktivitas pasien.

Beberapa tahun kemudian, pemeriksaan sinar X menunjukkan massa tersebut terinfeksi dan merobek kulit pasien. Tetapi seelah diangkat, lukanya pun pulih dengan baik sebulan berikutnya.

4. Air mata darah

Foto: Rachman Haryanto
Di tahun 2013, seorang pria asal Kanada dilaporkan digigit ular saat berjalan di sebuah pantai di Kosta Rika pada malam hari. Menurut tim medis, ia mengalami penarahan yang begitu hebat di sekujur tubuhnya hingga air matanya berubah menjadi darah.

Hal ini karena bisa ular tersebut mengakibatkan masalah besar pada proses pembekuan darahnya. Untungnya pria yang hanya diketahui berusia 61 tahun itu segera tertangani dan tubuhnya berangsur pulih setelah diberi penawar.

5. Pubertas

Foto: thinkstock
Russell's Pit Viper merupakan salah satu jenis ular dengan bisa paling mematikan. Namun dalam jurnal Lancet pernah diungkap sebuah penelitian yang mengatakan di tahun 1987, banyak terjadi kasus di mana korban selamat dari gigitan ular ini justru mengalami masalah dengan pubertasnya.

Masalah yang dimaksud adalah hypopituitarism, di mana korban kehilangan tanda-tanda seks sekundernya. Pada laki-laki, rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan kumisnya akan menghilang. Sedangkan pada perempuan, lekuk tubuh dan payudara yang menonjol akan kembali rata seperti ketika belum memasuki masa puber.

6. Keracunan silikon

Foto: thinkstock
Yang ini memang agak keluar dari konteks, namun begitu menggelikan. Kisahnya terjadi di tahun 2012. Seorang model asal Israel digigit ular tetapi ia tak mengalami cedera apapun.

Menariknya, justru si ular boa yang mati keracunan karena menggigit payudara sang model yang diketahui bernama Orit Fox tersebut. Saat itu Fox memang sedang melakukan sesi pemotretan dengan si ular.

Ternyata payudara Fox mengandung silikon, dan diduga bahan kimia itulah yang membuat tubuh si ular keracunan. Fox selamat meski tetap diberikan suntikan tetanus agar racun si ular tak menyebar di tubuhnya.

Meski sempat heboh di media, kasus ini juga mengundang sejumlah tanda tanya. Tidak sedikit yang meragukan bahwa ular tersebut mati karena keracunan silikon. Selain karena silikon terlindung oleh selubung yang cukup kuat, juga karena ular tidak mengisap apapun dari tubuh korbannya saat menggigit.
Halaman 2 dari 7
Kejadian ini berlangsung pada tahun 2016 lalu. Pria berumur 30 tahun ini mengaku beberapa waktu lalu digigit ular berbisa. Ia sempat opname selama tiga hari dan dokter hanya memberinya obat untuk mencegah infeksi, tetapi tidak dengan anti-venom karena gigitan ularnya dianggap terlalu ringan.

Beberapa hari setelah diperbolehkan pulang, barulah pria asal Australia ini menyadari jika penciumannya menurun, bahkan sempat menghilang atau biasa disebut anosmia. Sayangnya ia baru datang ke dokter lagi setelah setahun kemudian dan kondisinya dianggap terlanjur parah sehingga sulit tertangani.

Belakangan, kemampuan penciumannya memang membaik, tetapi tidak sebaik sebelum ia digigit ular.

Seorang pria di Korea dilaporkan digigit ular jenis pit viper Asia, tepat di kaki kanannya. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit namun baru mendapatkan penawar dua setelah digigit. Pada hari ketiga, kakinya justru membengkak dan rasa sakitnya semakin buruk.

Tak hanya itu, darah pria berusia 60 tahun itu dikabarkan sulit membeku. Ketika di hari berikutnya, pasien mengeluhkan nyeri perut, tim dokter akhirnya menemukan jika limpa pria ini sudah pecah akibat gangguan pada pembekuan darah tadi. Untungnya pasien akhirnya pulih setelah limpanya diangkat.

Kasus langka ini kemudian dilaporkan dalam jurnal Wilderness and Environmental Medicine di tahun 2014.

Reaksi tubuh akibat digigit ular nyatanya tak selalu muncul tepat setelah insiden terjadi. Dikisahkan dalam jurnal Medical Case Reports, ada seorang wanita berusia 66 tahun yang kakinya membengkak.

Belakangan ketahuan jika pembengkakan itu merupakan efek dari gigitan ular yang dialaminya 50 tahun lalu atau saat usianya masih 14 tahun. Rasanya memang tidak menyakitkan tetapi cukup mengganggu aktivitas pasien.

Beberapa tahun kemudian, pemeriksaan sinar X menunjukkan massa tersebut terinfeksi dan merobek kulit pasien. Tetapi seelah diangkat, lukanya pun pulih dengan baik sebulan berikutnya.

Di tahun 2013, seorang pria asal Kanada dilaporkan digigit ular saat berjalan di sebuah pantai di Kosta Rika pada malam hari. Menurut tim medis, ia mengalami penarahan yang begitu hebat di sekujur tubuhnya hingga air matanya berubah menjadi darah.

Hal ini karena bisa ular tersebut mengakibatkan masalah besar pada proses pembekuan darahnya. Untungnya pria yang hanya diketahui berusia 61 tahun itu segera tertangani dan tubuhnya berangsur pulih setelah diberi penawar.

Russell's Pit Viper merupakan salah satu jenis ular dengan bisa paling mematikan. Namun dalam jurnal Lancet pernah diungkap sebuah penelitian yang mengatakan di tahun 1987, banyak terjadi kasus di mana korban selamat dari gigitan ular ini justru mengalami masalah dengan pubertasnya.

Masalah yang dimaksud adalah hypopituitarism, di mana korban kehilangan tanda-tanda seks sekundernya. Pada laki-laki, rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan kumisnya akan menghilang. Sedangkan pada perempuan, lekuk tubuh dan payudara yang menonjol akan kembali rata seperti ketika belum memasuki masa puber.

Yang ini memang agak keluar dari konteks, namun begitu menggelikan. Kisahnya terjadi di tahun 2012. Seorang model asal Israel digigit ular tetapi ia tak mengalami cedera apapun.

Menariknya, justru si ular boa yang mati keracunan karena menggigit payudara sang model yang diketahui bernama Orit Fox tersebut. Saat itu Fox memang sedang melakukan sesi pemotretan dengan si ular.

Ternyata payudara Fox mengandung silikon, dan diduga bahan kimia itulah yang membuat tubuh si ular keracunan. Fox selamat meski tetap diberikan suntikan tetanus agar racun si ular tak menyebar di tubuhnya.

Meski sempat heboh di media, kasus ini juga mengundang sejumlah tanda tanya. Tidak sedikit yang meragukan bahwa ular tersebut mati karena keracunan silikon. Selain karena silikon terlindung oleh selubung yang cukup kuat, juga karena ular tidak mengisap apapun dari tubuh korbannya saat menggigit.

(lll/up)

Berita Terkait