Bicara soal fenomena gancet ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui seperti dirangkum detikHealth pada Rabu (5/4/2017) berikut ini.
Baca juga: Penis Terasa Sakit Saat Ereksi? Eit, Jangan Diurut Ya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Secara teori bisa terjadi
|
Foto: thinkstock
|
Kakunya otot vagina bisa dipicu karena si perempuan merasa stres atau ketakutan. Sehingga, pada pasangan yang tidak menikah secara sah misalnya selingkuh, hal itu bisa saja terjadi karena pada dasarnya si wanita melakukan hubungan intim dalam kondisi tidak rileks dan stres. Namun, pada pasangan suami istri bukan tak mungkin ini terjadi jika memang si wanita bercinta dalam keadaan ketakutan.
2. Cara mengatasi 'gancet'
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
"Dikasih pelemas otot seperti valium supaya nggak kaku lagi. Yang disuntikkan pelemas otot si perempuannya," kata dr Indra.
3. Bisakah sebabkan kematian?
|
Foto: thinkstock
|
Pada si wanita, ketika otot vagina kram, bisa juga terdapat risiko kematian jaringan di ototnya. Terlebih, kondisi kaku pada otot vagina juga bisa menghalangi lancarnya aliran darah.
"Kalau kematian nggak. Semakin cepat ditangani, semakin bagus. Karena kalau telat penangannya jaringannya bisa jelek, mengalami inflamasi atau meradang. Makanya harus diatasi segera dengan obat anti inflamasi. Nah, kalau misalnya terlambat ditangani jaringannya bisa mati sebagian, terjadi nekrosis dan itu sudah nggak bisa diapa-apakan lagi," tutur dr Indra.
4. Bisa dipicu vaginismus?
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
"Vaginismus paling sering menyebabkan penis tidak bisa penetrasi ke dalam vagina. Tapi ada sebagian kecil wanita yang mengalami spasme involunter saat penis sudah penetrasi vagina. Agaknya hal ini yang terjadi di kalangan awam yang menyebutnya sebagai 'gancet'," jelas seksolog sekaligus pengajar dari Universitas Tarumanegara ini.
5. Disebut pula mitos
|
Foto: thinkstock
|
Sementara, dr Nugroho Setiawan SpAnd dari RS Fatmawati mengatakan gancet tidak mungkin terjadi. Mengapa?
"Wong vagina perempuan nggak ada tulangnya, kalau anjing bisa saja karena ada tulang penis. Kalau penis captivus itu nggak mungkin karena anatomi penis cuma berisi jaringan yang berisi pembuluh darah, kalau nggak ereksi ya kecil lagi. Dan vagina isinya juga jaringan lunak yang nggak ada tulangnya," kata dr Nugroho.
Halaman 2 dari 6











































