Menangapi hal ini, psikolog anak dan remaja dari RS Mayapada Jakarta Selatan, Adisti F Soegoto MPsi, Psikolog, BFRP, mengatakan rasa malu dan kurang percaya diri bisa dialami siapa saja, baik anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) atau tidak.
Nah, ASD dikatakan Disti memiliki spektrum yang luas sehingga tidak ada satu trik khusus yang bisa dilakukan untuk semua anak dengan ASD, guna meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan kata lain, perlu dilihat kasusnya pada tiap anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Thalassemia Movement Bangkitkan Percaya Diri Pasien Thalassemia
Contohnya ketika anak membereskan tempat tidurnya. Disti mengatakan, di mata orang dewasa kegiatan itu bisa dianggap enteng. Tapi bagi anak, ketika dia memiliki inisiatif dan tanggung jawab membereskan tempat tidurnya, itu adalah sesuatu yang hebat dan 'wah' untuk anak. Terlebih lagi jika yang melakukannya anak dengan autisme pasti itu butuh usaha yang tak sedikit.
"Makanya kita bisa katakan pada mereka terima kasih mereka sudah mau membantu kita. Atau, kita puji rapi sekali dia merapikan tempat tidurnya dan itu keren sekali. Bisa juga sampaikan betapa bangganya kita ketika dia bisa merapikan tempat tidurnya sendiri. Nah, apresiasi ini penting diberikan sejak dini," kata Disti yang juga praktik di Klinik Tumbuh Kembang Kancil, Duren Tiga ini.
Kepada detikHealth beberapa waktu lalu, psikolog anak dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, MPsi, Psikolog, mengatakan pada anak normal atau dengan keterbatasan, orang tua bisa membangun kepercayaan diri anak dengan mengedepankan sisi positif anak. Hal-hal sepele seperti bisa minum sendiri bahkan hanya berani berdiri di depan umum, sudah bisa jadi sumber kepercayaan diri bagi anak.
"Saat anak melakukan hal itu, katakan bahwa dia hebat, beri dia apresiasi. Kunci agar anak tidak minder saat bergaul adalah orang tua selalu memberi tahu ke anak bagaimanapun kondisi dia, di luar sana anak tetap hebat. Gali potensi yang ada pada diri anak sehingga bisa membuktikan bahwa dia pun bisa berprestasi dan tampil di masyarakat," tutur Saskhya.
Baca juga: Anak yang Percaya Diri Lalu Berubah Jadi Pemalu, Kenapa Ya?
(rdn/vit)











































