Menurut ahli perilaku Profesor Nicholas Epley dari University of Chicago kebiasaan seseorang berbicara dengan hewan atau tumbuhan sebetulnya adalah sesuatu yang normal. Alasannya karena manusia memang memiliki kemampuan untuk mengkarakteristikkan objek mengenalinya sebagai wajah orang lain (antropomorfisme).
Kemampuan tersebut hanya dimiliki oleh manusia sebagai spesies karena tingkat intelegensi yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sejarah antropomorfisme sering dianggap sebagai tanda kekanak-kanakan atau kebodohan, tapi ini sebetulnya adalah hasil alami dari apa yang membuat manusia begitu pintar. Tidak ada spesies lain yang punya kemampuan ini," ungkap Prof Nicholas seperti dikutip dari Quartz pada Senin (10/4/2017).
Manusia adalah mahluk sosial oleh karena itu bila seseorang mulai kehilangan atau kekurangan interaksi maka secara insting otak akan mencari cara untuk memecahkan masalahnya. Antropomorfisme adalah salah satu bentuk dari pemecahan masalah tersebut.
Meski belum dibuktikan, Prof Nicholas memprediksi individu dengan kepintaran sosial yang tinggi akan lebih sering melakukan antropomorfisme.
"Bisa mengenali apa yang dipikirkan oleh orang lain melibatkan proses psikologis sama seperti mengenali pikiran apa yang kira-kira ada pada hewan, dewa, atau peralatan. Ini adalah refleksi dari kemampuan terbesar otak kita bukan tanda kebodohan," pungkas Prof Nicholas.
Baca juga: Interaksi Sosial Kurang dari 3 Kali Sepekan? Awas, Rentan Depresi
(fds/vit)











































