"Ketika mengalami pubertas saya pernah berjerawat tapi tidak pernah yang seperti ini," kata Judith seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/4/2017).
Awalnya Judith mengira bahwa dirinya mengalami reaksi alergi karena make-up atau sabun wajah tertentu. Namun semakin lama jerawat yang muncul semakin tak terkendali memenuhi pipi, jidat, punggung, bahkan dada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Kata Dokter Soal Jerawat Batu
"Saya pikir orang-orang yang tidak pernah mengalaminya langsung tidak akan pernah paham bagaimana hal ini bisa sangat memengaruhi Anda secara mental," kata Judith yang mengaku sempat memutuskan untuk tidak keluar rumah karena tak mau terlihat oleh publik.
Spesialis kulit Profesor John Hawk mengatakan kasus yang dialami oleh Judith kemungkinan besar disebabkan oleh faktor genetik. Ada kecenderungan untuk kulit Judith menghasilkan minyak berlebih sehingga membuat pori-porinya mudah tersumbat membentuk jerawat.
Mengapa kondisi tersebut baru muncul di usia 20-an tak bisa diketahui pasti. Dokter hanya bisa menyarankan agar pasien mengonsumsi obat isotretinoin namun dengan pengawasan ketat karena efek sampingnya besar.
Judith bercerita ia mulai mengonsumsi obat tersebut sejak November 2016 lalu dan setelah beberapa bulan terlihat ada perbaikan. Dirinya hanya perlu menahan efek samping yang muncul seperti migrain, kulit kering, dan kelelahan ekstrem.
Foto: BBC / Judith Donald |
"Semua efek samping tersebut bagi saya sepadan dengan penderitaan akibat jerawat yang saya rasakan," pungkas Judith.
Baca juga: Vaksin Pencegah Jerawat Sedang Dikembangkan (fds/vit)












































Foto: BBC / Judith Donald