Waspadai Dampak Berat Badan Kurang pada Anak

Waspadai Dampak Berat Badan Kurang pada Anak

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 26 Apr 2017 15:05 WIB
Waspadai Dampak Berat Badan Kurang pada Anak
Foto: Ilustrasi bayi ditimbang/thinkstock
Jakarta - Anak underweight atau kekurangan berat badan berisiko mengalami berbagai macam masalah kesehatan. Untuk itu, pencegahan agar anak tidak kekurangan berat badan wajib menjadi perhatian orang tua.

Dr dr Ahmad Suryawan, SpA(K), pakar tumbuh kembang anak dari RSU Dr Soetomo Surabaya mengatakan anak yang kekurangan berat badan akan mengalami gangguan perkembangan hingga risiko penyakit. Nah, salah satu cara untuk mencegah anak mengalami kekurangan berat badan adalah dengan memantau dan memonitor berat badannya secara teratur.

"Pada 2 tahun pertama sangat penting anak untuk dimonitor berat badannya. Kenapa? Karena pada 2 tahun pertama itu merupakan 80 persen fase tumbuh kembang anak. Kalau anak kekurangan berat badan di usia di bawah 2 tahun, pengaruhnya akan ke masa depan," tutur pria yang akrab disapa dr Wawan ini, dalam temu media Sarihusada di D.Lab by SMDV, Jl Riau, Gondangdia, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Lagi, Peneliti Pastikan Kaitan antara Asma dan Berat Badan Anak

dr Yoga Devaera, SpA(K), pada kesempatan yang sama mengatakan frekuensi monitor berat badan anak berbeda-beda tergantung usianya. Pada anak bayi usia di bawah satu tahun, monitor berat badan sebaiknya dilakukan satu kali setiap bulan.

Namun jika anak sudah di atas 1 tahun, monitor berat badan bisa dilakukan tiap 3 bulan sekali. Hal ini karena saat anak berusia di atas 3 tahun, peningkatan berat badan anak mengalami stagnasi dan cenderung landai.

"Untuk penghitungan berat badan berdasarkan usianya bisa menggunakan kurva yang ada di situs resmi WHO. Sedangkan untuk pengukuran lingkar kepala menggunakan pengukuran nellhaus," papar dr Yoga.

dr Wawan menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan. Pertumbuhan yang ditandai dengan bertambahnya berat badan, tinggi dan lingkar kepala anak berhubungan langsung dengan perkembangan panca indra, otak hingga kepribadiannya.

Baca juga: Usia Baru 8 Bulan, Bobot Bayi Ini Sudah Mencapai 17 Kg

Dua hal ini yang dikatakan dr Wawan sangat memengaruhi masa depan anak. Jika tumbuh dan kembang anak optimal, maka aktivitas fisik, perilaku sosial, hingga performa di sekolah dan prestasi akademiknya akan baik.

"Tapi kalau tumbuh dan kembangnya terganggu, ya peluang anak meraih masa depan gemilang juga akan terganggu," tandasnya. (mrs/vit)

Berita Terkait